EmitenNews.com -Selama sembilan bulan pertama di 2023, laba bersih PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) hanya senilai Rp108,54 miliar atau melorot 14,96 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar Rp127,63 miliar.

 

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Jumat (27/10), total nilai penjualan PGUN dalam tiga kuartal pertama di 2023 tercatat merosot 16,53 persen menjadi Rp614,79 miliar dari Rp736,56 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.

 

Seiring dengan penurunan penjualan tersebut, beban pokok penjualan pada Kuartal III-2023 tercatat lebih rendah 19,34 persen (y-o-y) menjadi Rp447,07 miliar. Namun selama sembilan bulan pertama di 2023, laba bruto emiten milik crazy rich Kalimantan Selatan Andi Syamsuddin Arsyad (Haji Isam) ini masih tercatat menurun 8 persen (y-o-y) menjadi Rp167,72 miliar.

 

Adapun jumlah laba usaha pada Kuartal III-2023 tercatat Rp180,34 miliar atau meningkat tipis 0,04 persen (y-o-y), terutama disebabkan oleh upaya perseroan yang berusaha menekan beban umum dan administrasi selama sembilan bulan pertama di 2023.

 

Sementara itu, laba sebelum pajak penghasilan untuk periode yang berakhir 30 September 2023 tercatat Rp139,83 miliar atau lebih tinggi 3,74 persen dibanding periode yang sama di 2022 senilai Rp134,79 miliar.

 

Dengan adanya beban pajak penghasilan (neto) pada Kuartal III-2023 yang sebesar Rp31,28 miliar, maka laba tahun berjalan PGUN menjadi Rp108,54 miliar atau merosot 12,19 persen dibanding Kuartal III-2022 yang sebesar Rp123,61 miliar.

 

Besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Kuartal III-2023 juga tercatat sebesar Rp108,54 miliar atau melorot 14,96 persen dibanding laba bersih PGUN pada Kuartal III-2022 yang sebesar Rp127,63 miliar.

 

Per 30 September 2023, total liabilitas PGUN membengkak 9 persen menjadi Rp1 triliun dari Rp918,35 miliar pada 31 Desember 2022. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Kuartal III-2023 tercatat Rp2,54 triliun atau naik 8,08 persen dibanding per akhir Desember 2022 yang senilai Rp2,35 triliun.