EmitenNews.com - Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) sukses menoreh kinerja cemerlang sepanjang 2023. Emiten gas industri itu, mengumpulkan pendapatan Rp113,36 miliar atau naik 9,38 persen dibanding periode sama 2022 hanya Rp103,64 miliar. Kontribusi terbesar dari penjualan Acetylene Rp33,66 miliar atau tumbuh 33,66 persen dari Rp29,28 miliar.

Lalu, penjualan argon naik 8,21 persen menjadi Rp22,59 miliar dari Rp20,87 miliar. Penjualan oxygen melejit 10,58 persen menjadi Rp22,62 miliar dari Rp20,46 miliar. Penjualan nitrogen surplus 25,44 persen menjadi Rp6,36 miliar dari Rp5,07 miliar. Penjualan karbon dioksida Rp7,79 miliar atau naik 59,27 persen dari Rp4,89 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp20,32 miliar.

Beban langsung hanya Rp59,72 miliar. Sehingga torehan laba kotor tercatat naik 2,83 persen menjadi Rp53,64 miliar dibanding episode sama 2022 senilai Rp52,16 miliar. ”Pada akhirnya, laba bersih meningkat 5,53 persen menjadi Rp4,73 miliar dibanding periode sama 2022 terkumpul Rp4,48 miliar," tutur Rini Dwiyanti, Direktur Utama Surya Biru Murni, Selasa (16/4/2024).

Pencapaian itu, juga mendongkrak laba per saham dasar menjadi Rp5,09 dari periode sama sebelumnya Rp4,83. Total aset mencapai Rp276,17 miliar atau naik 2,43 persen dari akhir 2022 tercatat Rp269,60 miliar. Itu dikontribusi ekuitas Rp215,44 miliar, dan liabilitas Rp60,73 miliar. Kas bersih dari aktivitas operasi naik menjadi Rp17,24 miliar dari Rp7,82 miliar. 

Surya Biru Murni menyuplai perusahaan besar seperti Pama Persada Nusantara, Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), Petrosea (PTRO), ABM Investama (ABMM), Bumi Makmur Mandiri Utama, dan lain-lain. Saat ini, perseroan telah menguasai 5 persen pasar Kalimantan, dan akan terus meningkat.

Itu seiring dengan fasilitas produksi milik perseroan telah mumpuni. Di mana, segmentasi pasar terbesar perseroan didominasi pertambangan untuk Balikpapan, reseller (RDMP), perusahaan fabrikasi, dan machinery. (*)