Dana darurat adalah dana yang bisa digunakan untuk pengeluaran yang bersifat darurat. Biasanya untuk pengeluaran tidak terduga, akibat kondisi yang diluar dari kebiasaan. Atau untuk mengganti penghasilan yang terhenti, misalnya karena sakit, akibat adanya pemutusan kerja, atau pemotongan gaji. Sementara tagihan tentunya tetap harus dibayar.


Jadi bagaimanakah caranya agar kita bisa menghitung dan menyimpan dana darurat agar bisa lebih akurat?


  1. Berapa jumlah dan besarannya

Besaran dana darurat tergantung pada kondisi setiap masing-masing individu, yaitu:

  • Single tanpa tanggungan: minimal 3 bulan pengeluaran, maksimal 3 bulan pendapatan

  • Single dengan tanggungan atau pasangan yang baru menikah tapi belum punya anak

Single dengan tanggungan adalah seseorang yang belum menikah, tapi sudah harus membiayai seseorang. Baik orangtua, atau adiknya, atau anak asuh. Atau, ada seseorang yang hidupnya tergantung dari bantuan dana yang diberikan. Untuk itu besaran dana darurat adalah sebesar minimum 6 bulan pengeluaran, atau maksimum 6 bulan gaji.


  • Pasangan yang sudah menikah dan memiliki anak: minimal 12 bulan pengeluaran, dan maksimal 12 bulan penghasilan

Ingatlah bahwa ada uang sekolah anak yang harus dibayarkan di sini. Jadi 12 bulan pendapatan untuk dana darurat adalah dengan harapan apabila terjadi sesuatu pada Anda yang mengakibatkan terputusnya penghasilan, maka uang sekolah anak akan aman untuk 12 bulan ke depan.


  1. Akan disimpan di mana

Dana darurat sebaiknya disimpan ke dalam tabungan yang terpisah, namun tetap mudah untuk diambil. Buatlah tabungan yang juga memiliki atm, sehingga Anda bisa mengambilnya kapanpun, tapi tidak dijadikan ke dalam satu tempat dengan tabungan untuk pengeluaran bulanan.

Kalau misalnya dirasa nilai tunai dana darurat terlalu besar, Anda bisa membagi penyimpanannya  ke dalam 3 instrumen, yaitu tabungan reksadana pasar uang, dan logam mulia. Ingatlah sifat dana darurat harus liquid, atau mudah dicairkan sehingga ketika Anda membutuhkan dana, hanya butuh waktu kurang dari 2-3 hari untuk bisa memiliki nilai tunainya.


  1. Pastikan penggunaannya benar-benar untuk kondisi darurat

Keluarga yang tertimpa kemalangan, kondisi kendaraan rusak yang tidak ditanggung oleh asuransi, atau penghasilan yang terhenti akibat sakit, adalah beberapa contoh kondisi yang membutuhkan pengeluran ekstra, diluar dari pengeluaran bulanan.

Pengeluaran-pengeluaran seperti ini boleh menggunakan dana darurat. Termasuk genteng bocor, kompor gas yang mendadak rusak, kulkas yang harus diganti, dan lain-lain. Tapi tetap, harus dalam kondisi yang benar-benanr membutuhkan penangangan segera.

Kulkas tentunya berhubungan dengan makanan harian. Begitu juga dengan kendaraan. Midnight sale dan merk favorit yang sedang diskon bukanlan kondisi yang membutuhkan dana darurat. Jadi pastikan memang dana darurat ini dipergunakan untuk kondisi yang benar-benar mendesak.


  1. Prioritaskan dana darurat dan asuransi sebelum investasi

Investasi bisa dilakukan kapan saja dan harus dengan dana dingin. Sementara kondisi darurat biasanya terjadi tiba-tiba, dan bisa kapanpun. Malah biasanya pada saat kita sedang lengah. Untuk itu prioritaskanlah pengadaan dana darurat sebelum Anda mulai berinvestasi. Karena, kita tidak akan pernah tahu kapan kondisi darurat itu terjadi.


Tapi kalau misalnya Anda merasakan jumlah dana darurat yang Anda butuhkan terlalu besar, sementara Anda juga memiliki beberapa tujuan keuangan yang membutuhkan perhatian, maka setelah dana darurat terpenuhi sedikitnya 50%, Anda boleh membagi dana untuk dana darurat dan investasi dengan porsi 50%-50%, sehingga dana darurat dan investasi dipenuhi bersamaan. Setidaknya dengan demikian Anda tidak kehilangan waktu yang berharga untuk berinvestasi.