EmitenNews.com - Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) kembali menyelenggarakan Hana Bank Economic Outlook dengan tema “Indonesia in A Shifting World: Geopolitical, Capital Market, and the Global Economy 2026”. Acara itu, menghadirkan pembicara terkemuka yaitu Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Kim Young Jun dari Hana Institute of Finance, dan Lee Hwan Joo dari Wealth Management Group Hana Bank Korea, serta dihadiri oleh 300 nasabah dan mitra bisnis Hana Bank yang mewakili berbagai sektor industri.

Direktur Utama Hana Bank, Ko Yung Ryul menyampaikan tahun 2026 diperkirakan membawa berbagai dinamika ekonomi. Mulai penurunan suku bunga negara-negara besar, tarif bea masuk, volatilitas nilai tukar, hingga berlanjutnya risiko geopolitik.

“Kami berharap seminar ini memberi wawasan berharga bagi para nasabah dalam memahami prospek ekonomi tahun 2026 dan merumuskan strategi bisnis di Indonesia. Hana Bank terus berkomitmen menjadi mitra terpercaya, memberi dukungan optimal, tumbuh bersama nasabah, dan menciptakan masa depan lebih baik,” tutur Ko Yung Ryul.

Direktur Utama BEI Iman Rachman memaparkan pasar modal Indonesia menunjukkan pemulihan. Itu terefleksi dari lompatan 61,83 persen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun hingga 24 Oktober 2025 (year- to-date ). Rata-rata nilai transaksi harian Rp16,46 triliun dan investor aktif harian 232 ribu orang. Pertumbuhan IHSG itu, tertinggi kedua Asia Tenggara.

Iman menambahkan, kepemilikan institusi domestik juga menunjukkan peningkatan sejak awal 2025, dengan investor ritel masih mendominasi transaksi saham. Menjelang akhir tahun, dia memperkirakan ada potensi pemulihan sentimen pasar domestik didukung ekspektasi penurunan suku bunga.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melampaui 5 persen pada akhir 2025, dengan asumsi belanja pemerintah mampu direalisasikan secara optimal. Dia menekankan pentingnya paket kebijakan yang akan direalisasikan pada kuartal 4 tahun 2025 mencakup bantuan pangan, padat karya, insentif PPh 21, dan diskon tarif transportasi selama liburan akhir tahun.

Yunarto menambahkan tren perdagangan umum dan neraca perdagangan positif juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan. Selain itu, Kim Young Jun dari Hana Institute of Finance membagikan pandangan mengenai prospek ekonomi, pasar keuangan global, dan Indonesia. Sementara Lee Hwan Joo dari Wealth Management Group Hana Bank Korea membahas tren pajak, simpanan di Korea, dan strategi pewarisan aset.

Hana Bank Economic Outlook merupakan agenda tahunan telah digelar secara konsisten sejak tahun 2010, sebagai wujud komitmen Hana Bank dalam memberikan wawasan strategis terkait prospek ekonomi nasional maupun global kepada para nasabah. (*)