EmitenNews.com - Blue Bird (BIRD) sampai kuartal III-2021 mencatat pendapatan sejumlah Rp1,45 triliun. Mengalami koreksi 6,6 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp1,55 triliun. Rata-rata pendapatan per bulan periode Januari-September 2021 naik 17,5 persen menjadi Rp24 miliar dibanding periode Maret-Desember 2020. Itu menunjukkan pemulihan perseroan pada jalur tepat, lebih baik dibanding tahun lalu.  


Rugi bersih perseroan tercatat Rp66,3 miliar, membaik 58 persen dibanding periode sama tahun lalu dengan kerugian Rp158 miliar. EBITDA juga turut meningkat 1.884 persen menjadi Rp248 miliar, dari periode sama tahun lalu Rp12,5 miliar. Perbaikan kinerja itu, didukung sejumlah faktor. Antara lain beban langsung turun 9,6 persen menjadi Rp125,3 miliar dibanding periode sama tahun lalu, sebagai hasil efisiensi operasional.


Strategi efisiensi perseroan juga diterapkan dalam lini pendukung operasi, sehingga beban usaha juga turun menjadi Rp46,2 miliar dibanding periode sama tahun lalu, sehingga rugi usaha jauh membaik menjadi Rp108 miliar dari periode sama tahun lalu Rp177 miliar.


Salah satu lini bisnis perseroan yaitu Mobil Go bergerak pada penjualan mobil bekas eks armada Blue Bird, menunjukkan kinerja sangat baik. Laba atas penjualan aset naik menjadi Rp48,6 miliar dari periode sama tahun lalu mencatat rugi Rp5,4 miliar. Itu didorong peningkatan volume, dan juga perbaikan harga jual per unit. 


Ekspansi perseroan dari sisi teknologi dengan peluncuran MyBlueBird 5, dan juga kolaborasi dengan berbagai platform lain untuk booking channel dan payment channel taksi perseroan memberi fleksibilitas lebih bagi customer dalam melakukan pemesanan, dan pembayaran. 


Posisi kas akhir September 2021 sejumlah Rp739,9 miliar, naik 1,23 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp730,9 miliar. Debt to equity ratio per 30 September 2021 sebesar 0,3x. Itu menunjukkan posisi neraca sangat sehat, dan masih memiliki ruang sangat lebar untuk melakukan ekspansi. 


Mulai April 2021, didukung kondisi keuangan makin membaik, perseroan telah mengakhiri masa relaksasi pembayaran pinjaman ke bank, dan mulai melakukan pembayaran pokok pinjaman dengan normal. Kami terus memberi layanan terbaik melalui beragam platform, dan mengembangkan alternatif pembayaran cashless,” tutur Sigit Djokosoetono Direktur Utama Blue Bird, Minggu (31/10).


Blue Bird masih menjadi perusahaan kuat, dan terus berkembang di saat perusahaan transportasi bertumbangan terdampak pandemi. Fakta bisnis Bluebird bertahan, dan terus mengembang bukti sahih kepercayaan masyarakat terhadap layanan Bluebird. ”Tata kelola perusahaan prudent, dan berorientasi kepada customer,” imbuh Sigit. 


Sejak edisi 2020, perseroan merambah bisnis pengiriman barang untuk meningkatkan utilitas armada taksi. Perseroan bekerja sama dengan sejumlah partner lain. Misalnya, Indogrosir, Paxel, Union Group, Kem Chicks, Kereta Api Indonesia (KAI), dan lain-lain. Tahun ini, layanan pengiriman barang Bluebird Kirim sudah masuk sebagai alternatif pengiriman barang di Shopee. ”Selanjutnya, perseroan akan berekspansi sebagai alternatif pengiriman berbagai platform e-commerce lain mengingat potensinya sangat besar,” ucapnya. (*)