EmitenNews.com - PT Bank BTPN Syariah (BTPS) sepanjang 2021 mencatat pembiayaan ultramikro senilai Rp10,44 triliun. Meningkat 10 persen dari periode sama tahun sebelumnya, di kisaran Rp9,52 triliun.


Lompatan pertumbuhan itu, diikuti kualitas pembiayaan terjaga dengan Non Performing Financing (NPF) bertengger di level 2,37 persen. Lalu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada di posisi 58 persen, jauh di atas rata-rata industri.


Selanjutnya, total aset tumbuh 13 persen menjadi Rp18,54 triliun dari periode sama 2020 di kisaran Rp16,44 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) menanjak 12 persen menjadi Rp10,97 triliun dari periode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp9,78 triliun. Efeknya, perseroan mencatat laba bersih setelah pajak mencapai Rp1,47 triliun.


”Kami tidak mungkin mencatat pencapaian ini tanpa elemen lanin. Hasil kinerja positif tersebut berkat dukungan seluruh pihak tanpa terkecuali,” tutur Direktur Utama BTPN Syariah, Hadi Wibowo.


Manajemen BTPN Syariah mengapresiasi dukungan beragam pemangku kepentingan. Mulai bankir pemberdaya menjadi karyawan perseroan, nasabah pembiayaan tangguh, nasabah pendanaan mendukung penuh, pemerintah dengan program seimbang antara pemulihan ekonomi nasional dengan program kesehatan masyarakat.


Selanjutnya, regulator meluncurkan berbagai program relaksasi memberi napas segar perbankan hingga masyarakat berkesempatan, dan terlibat berbagai program BTPN Syariah. Dukungan itu, membuat manajemen BTPN Syariah optimistis menyongsong kinerja 2022. ”Bersama-sama bergandengan mengembangkan, dan menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk mewujudkan kesempatan tumbuh lebih berarti bagi berjuta rakyat Indonesia,” harap Hadi.


Tidak disangkal, memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, bank makin belajar beradaptasi, menyesuaikan diri dengan kebutuhan nasabah, dan perkembangan zaman terutama teknologi digital. Selama 2021, bank terus mengembangkan layanan berbasis aplikasi untuk mempermudah seluruh nasabah, dan agen bank sebagai Mitra Tepat. (*)