EmitenNews.com - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sepanjang 2021 mencatakan laba bersih sebesar Rp24,891 triliun, atau melonjak 181,8 persen dibandingkan tahun 2020 yang hanya tercatat Rp8,8 triliun. Perusahaan investasi aktif di Indonesia, berhasil mencatatkan Net Asset Value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah Perseroan yaitu sebesar Rp 56,3 triliun, terutama didukung oleh peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan. Nilai tersebut meningkat 78 persen daripada NAV tahun 2020 senilai Rp 31,7 triliun.

 

Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, kemampuan perusahaan portofolio investasi Saratoga dalam mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 di tahun 2021 menjadi kunci kinerja cemerlang Perseroan.

 

Dengan didukung fundamental yang kokoh dan sektor bisnis yang strategis, mayoritas harga saham portofolio Saratoga mengalami kenaikan yang tinggi di tahun lalu.“Salah satu sumber pertumbuhan NAV Saratoga pada tahun lalu adalah lonjakan harga saham dihampir semua portofolio investasi kami terutama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX),” kata Michael melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin, 14 Maret 2022.

 

Michael menjelaskan, kenaikan harga saham itu sejalan dengan kinerja keuangan yang juga semakin solid. Hal ini terbukti dari kontribusi perusahaan-perusahaan tersebut terhadap pendapatan dividen Saratoga yang mencapai Rp1,65 triliun selama tahun 2021, tumbuh 120 persen daripada tahun 2020 sebesar Rp 750 miliar.

 

“Kami mengapresiasi langkah strategis dan taktis yang telah dilakukan sehingga mereka berhasil mengoptimalkan momentum pertumbuhan ekonomi yang terus membaik sejak tahun lalu. Ke depan, Saratoga akan terus terlibat aktif dalam proses pertumbuhan dan penguatan fundamental bisnis di setiap perusahaan investasi,” jelas Michael.


PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)


Pada tahun 2021, perusahaan berhasil memproduksi emas sebanyak 124.730 oz, di atas target 100.000-120.000 oz. Sementara produksi tembaga mencapai 19.045 ton, meningkat tajam dibandingkan tahun 2020 sebanyak 5.377 ton. Produksi tembaga di 2021 juga di atas target perusahaan sebanyak 15.500 -18.500 ton. Pendapatan konsolidasi MDKA tahun 2021 senilai USD 381 juta, tumbuh 18 persen dibandingkan USD 322 juta di 2020. EBITDA perusahaan mencapai USD 221,0 juta atau naik 47 persen daripada tahun 2020 sebesar USD 151 juta.


Di tahun 2021 MDKA mengakuisisi 50,1 persen saham PT Andalan Bersama Investama, pemilik PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM). Setelah transaksi, MDKA menguasai mayoritas saham di Proyek Emas Pani melalui PT Pani Bersama Jaya (PBJ) dan GSM. Proyek Pani diperkirakan memiliki sumber daya 4,7 juta ons emas dengan potensi produksi tahunan sebesar 250 ribu ons

selama lebih dari 15 tahun. Pada 21 Desember, MDKA menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) untuk terlibat dalam kemitraan strategis dengan Hong Kong Brunp Catl Co. Ltd. (afiliasi dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.-CATL) untuk fokus pada rantai pasokan logam baterai di Indonesia.


PT Adaro Energi Indonesia Tbk. (ADRO)


Pada tahun 2021, EBITDA operasional perusahaan tumbuh 138 persen menjadi USD 2,1 miliar daripada USD 883 juta di 2020. EBITDA tahun 2021 juga melampaui target perusahaan sebesar USD 1,8 – USD 1,9 miliar. Laba inti ADRO tahun lalu naik pesat ke USD 1,3 miliar dibandingkan USD 405 juta di tahun 2020.


Lonjakan harga batubara dari USD 80 per ton di awal 2021 menjadi USD 150 per ton pada akhir tahun menjadi katalis positif bagi kinerja ADRO. Tingginya kebutuhan batubara global di tenga keterbatasan pasokan menjadi faktor pendorong harga batubara terus menembus level harga tertingginya di dunia. Pada 21 Desember, ADRO mengakuisisi 3,7 persen saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) senilai Rp 359 miliar. Pada hari yang sama, perusahaan juga menandatangani Letter of Intention to Invest (LoI) senilai total USD 728 juta untuk membangun smelter aluminium di Green Industrial Park Indonesia (Kalimantan Utara) terbesar di dunia yang dikembangkan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.


PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX)