EmitenNews.com - Jhonlin Agro Raya (JARR) memilih merger dengan Jhonlin Agro Lestari (JAL). Nantinya, JAL akan melebur dalam tubuh Jhonlin Agro Raya (JARR). Bahkan, perseroan tidak perlu studi kelayakan untuk menggabungkan usaha dengan JAL.


So, profil JAL menjadi sebagai berikut. JAL berdiri pada 2014 berdasar akta perseroan terbatas PT Jhonlin Agro Lestari No. 29 pada 30 April 2014. JAL kali pertama beroperasi secara komersial pada April 2019 seiring dengan penjualan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit kepada PT Batulicin Agro Sentosa. 


Dewan direksi, dan komisaris per 13 September 2023 yaitu Komisaris Jhony Saputra, dan Direktur Ir Indra Irawan. Pemilik manfaat akhir dari JAL yaitu H Samsudin Andi Arsyad alias H Isam. Jumlah karyawan pada 2020 tercatat 90 orang, 102 pada 2021, 104 pada 2022, dan Juni 2023 terakumulasi sebanyak 132 orang. 


Lokasi perkebunan milik JAL berdasar keputusan Bupati Tanah Bumbu No. 188.46/01/IUP-B/2018 tentang Izin Usaha Perkebunan Untuk Budidaya (IUP-B) tanggal 20 Maret 2018 diterbitkan Bupati Tanah Bumbu, lokasi usaha perkebunan JAL terletak di Desa Mekarsari, Sarigadung, Sungai Dua, Gunung Besar, Batu Ampar, Dukuh Rejo, Mentawakan Mulian, dan Mantewe, Kecamatan Simpang Empat, dan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan dengan total luas 10.942 ha. 


Selain itu, JAL memiliki Hak Guna Usaha (HGU) dengan pengukuran lahan, dan posisi terletak di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Lahan dikuasai JAL melalui HGU terhampar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu Kecamatan Mantewe seluas 7.554,14 ha, Kecamatan Simpang Empat seluas 2.582,43 ha, dan Kecamatan Tanah Bumbu seluas 246,89 ha. Selain itu, ada satu area Mantewe dan Simpang Empat, seluas 533 ha. Dengan begitu, total luas lahan HGU milik JAL mencapai 10.916,46 ha. 


Secara historis produksi tandan buah segar periode 2019-2023 sebagai berikut. Pada 2019 sebanyak 40,573 ton, 46,892 ton pada 2020, 65,866 ton pada 2021, 110,556 ton pada 2022, dan pada Juni 2023 tercatat 58,415 ton. Top 10 pelanggan JAL yaitu PT Kodeco Agro Mandiri, dan PT Batulicin Agro Sentosa.


Sementara itu, secara historis produksi TBS perseroan periode 2019-2023 sebagai berikut. Pada 2019 sebanyak 8,335 ton, edisi 2020 tercatat 14,773 ton, pada 2021 sebesar 26,320 ton, lalu pada 2022 terkumpul 51,212 ton, dan Juni 2023 baru 36,920 ton. Di sisi lain produksi minyak goreng hingga Juni 2023 baru 361,347 liter.


Saat ini, perseroan telah melakukan penjualan minyak goreng melalui gerai sekitar lingkungan Batulicin, dan Tanah Bumbu. Di mana, profitabilitas penjualan masih belum maksimal. Nah, guna meningkatkan penjualan minyak goreng lebih besar, perseroan tengah menunjuk distributor akan selesai pada akhir Oktober 2023. Distributor akan membantu memasarkan penjualan minyak goreng khusus di Kalimantan Selatan. Penjualan minyak goreng akan meningkat, dan profitabilitas penjualan minyak goreng akan lebih baik.


Perseroan menilai prospek penjualan produk minyak goreng memiliki potensi cukup baik. Itu karena minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan masyarakat. Di samping itu, wilayah Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan masih memiliki potensi cukup besar atas kebutuhan minyak goreng. Per Juni 2023, penjualan minyak goreng perseroan tercatat Rp5,9 miliar. Untuk meningkatkan penjualan minyak goreng di masa mendatang, perseroan akan menunjuk distributor dalam membantu memasarkan minyak goreng milik perseroan. (*)