Dengan fenomena seperti itu, kata Dicky, data tentang penurunan kasus Covid-19 dari pemerintah, seperti disampaikan Satgas Penanganan Covid-19, menjadi tidak valid dalam menggambarkan kondisi pandemi. Pasalnya, angka kematian cenderung stabil tinggi bahkan meningkat. "Jangankan kasus kematian meningkat, angkanya stabil tinggi saja, berarti menunjukkan, data penurunan kasus Covid-19 itu jadi sangat tidak valid. Ada kemungkinan, situasinya di lapangan lebih serius dan buruk ketimbang yang ditampilkan oleh data pemerintah."

 

Dicky Budiman menyarankan pemerintah memulai membenahi data tentang Covid-19. Perbaikan data tidak hanya terkait keabsahan jumlah, tapi juga menggali lebih dalam aspek demografi data itu. Kalau datanya bagus, mudah mendapatkan informasi detail untuk menganalisa lebih dalam tentang kasus kematian. Misalnya, kecenderungan pasien meninggal itu, apakah ada faktor komorbidnya (penyakit penyerta), tinggal di lingkungan seperti apa, meninggal di rumah sakit atau puskesmas dan lain sebagainya. “Jadi data tak hanya dari segi kuantitatifnya tapi juga perlu data kualitatif."

 

Kalau datanya mendetail, pemerintah akan semakin mudah menentukan strategi efektif dalam penanganan penyebaran virus yang dikabarkan berasal dari Wuhan, Hubei, China itu. Karena akan banyak masukan dari ilmuwan, dokter, maupun ahli epidemiologi untuk mengantisipasi penyebaran dan penambahan kasus kematian. 

 

Sebelumnya, dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Negara, Selasa (23/3/2021), Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan, angka kematian penderita Covid-19 meningkat, sedangkan angka kesembuhan pasien, justru semakin menurun selama dua minggu terakhir. Berdasarkan data 21 Maret 2021, lima provinsi mengalami penambahan mingguan jumlah kematian tertinggi. Jawa Timur 168 kasus, Banten 54 kasus, Lampung 13 kasus, Sulawesi Tengah 9 kasus, dan Jambi meningkat 8 kasus. Data yang sama menunjukkan, angka kesembuhan mingguan pasien Covid-19 menurun 0,7 persen. 

 

Sementara itu, data Satgas Covid-19, Rabu (24/3/2021), menunjukkan jumlah kasus aktif di Indonesia mencapai 123.926 orang. Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan. Angka itu didapatkan dengan mengurangi total kasus positif Covid-19 dengan angka kesembuhan dan kematian. Data yang sama menunjukkan, bertambah 5.227 kasus, penderita Covid-19 Indonesia kini mendekati 1,5 juta, tepatnya 1.476.452 orang.

 

Pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 7.622 orang, sehingga menjadi 1.312.543 orang. Selanjutnya, ada penambahan 118 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang tutup usia menjadi 39.983 orang. Pemerintah juga mencatat 46.685 kasus suspek. Secara kumulatif, pemerintah telah memeriksa 12.249.147 spesimen Covid-19 dari 8.176.521 orang. ***