EmitenNews - IHSG diperkirakan melemah ke kisaran 6275-6300 pada perdagangan Selasa (16/3), melanjutkan perdagangan hari sebelumnya yang ditutup terkoreksi 0.53 persen di level 6324.26. Secara teknikal, terdapat gap pada rentang 6265-6317 yang perlu diperhatikan pelaku pasar.


Terlepas dari faktor teknikal, analis melihat adanya kecenderungan sikap wait and see dari pelaku pasar menjelang pengumuman hasil The Federal Open Market Committee (FOMC) dan pidato Kepala the Fed, Jerome Powell pada Kamis (18/3) mendatang. The Fed diperkirakan akan mempertahankan interest rate pada level 0.25 persen.


"Sikap wait and see ini berpotensi memicu fluktuasi nilai tukar Rupiah jelang pengumuman FOMC," kata analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan.


Dari dalam negeri, BPS yang mengumumkan surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) sebesar USD2.01 miliar di bulan Februari 2021 juga bisa menjadi sentimen pasar. BPS mencatat nilai ekspor tumbuh 8.56 persen yoy, sementara nilai impor tumbuh 11.86 persen yoy di Februari 2021.


Kajian teknikal Binaartha menunjukkan berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance minimum berada pada 6281.09 hingga 6394.45. Berdasarkan indikator, MACD, stochastic dan RSI telah menunjukkan sinyal positif. "Meskipun demikian terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG," kata analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama.


Mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut Valdy merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham manufaktur seperti SMGR, UNVR, ICBP, INDF dan KRAS di perdagangan hari ini. Saham lain yang dapat diperhatikan, di antaranya ADRO, BBNI, INCO, BMRI dan LSIP.


Sedangkan Nafan memasukkan sejumlah rekomendasi saham sebagai berikut:


APLN, Daily (177) (RoE: -5.25%; PER: -7.01x; EPS: -25.27; PBV: 0.37x; Beta: 2.18): Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. “Akumulasi” pada area 175 – 177, dengan target harga secara bertahap di level 187, 200, 212 dan 256.


ELSA, Daily (396) (RoE: 6.66%; PER: 11.61x; EPS: 34.12; PBV: 0.77x; Beta: 1.9): Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. “Akumulasi” pada area level 390 – 396, dengan target harga secara bertahap di level 412 dan 428. Support: 380.


GGRM, Daily (36200) (RoE: 12.98%; PER: 9.18x; EPS: 3962.96; PBV: 1.21x; Beta: 0.92): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi” pada area level 36000 - 36200, dengan target harga secara bertahap di level 37200, 39075, 40550, 45600 dan 46000. Support: 35125.


INTP, Daily (12625) (RoE: 6.58%; PER: 31.81x; EPS: 402.43; PBV: 2.08x; Beta: 1.33): Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 200 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. “ Akumulasi” pada area level 12500 – 12700, dengan target harga secara bertahap di level 13050, 13850, 14875, 17250 dan 19625. Support: 12500 & 11950.


RALS, Daily (820) (RoE: -3.42%; PER: -45.86x; EPS: -17.88; PBV: 1.57x; Beta: 1.94): Terlihat pola shooting star candle yang mengindikasikan adanya potensi aksi profit taking pada pergerakan harga saham. “Partial Sell” pada area 820 – 840, dengan target harga di level 780. Resistance: 860.


SRIL, Daily (228) (RoE: 14.47%; PER: 3.18x; EPS: 71.60; PBV: 0.46x; Beta: 1.36): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi” pada area level 224 - 228, dengan target harga secara bertahap di level 234 dan 248. Support: 222.(*)