EmitenNews.com - Pasca bergabungnya PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 13 September 2021, aset konsolidasian Bank BRI hingga akhir Kuartal IV 2021 tercatat sebesar Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23% yoy. Sedangkan total kredit dan pembiayaan BRI Group tembus seribu triliun rupiah, tepatnya sebesar Rp1.042,87 triliun.


Apabila dirinci, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp483,89 triliun. Sedangkan segmen kecil dan menengah sebesar Rp240,35 triliun, segmen korporasi sebesar Rp168,27 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp150,35 triliun.


“Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dimana sebesar 83,86% dari total penyaluran kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan BRI akan terus meningkatkan proporsi tersebut hingga mencapai 85%,” kata Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan kinerja keuangan Triwulan IV 2021 yang digelar Kamis (03/02).


Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. LDR bank secara tercatat 83,53%, dengan CAR 27,25%.


Likuiditas BRI Group yang memadai tak terlepas dari raihan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI secara dengan total Rp1.138,74 triliun pada akhir Desember 2021. Apabila dirinci, Tabungan mendominasi sebesar Rp497,68 triliun, Giro tercatat sebesar Rp220,59 triliun, dan Deposito sebesar Rp420,48 triliun.


Fokus BRI mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah membuat rasio CASA meningkat menjadi 63,08% pada akhir Desember 2021, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 59,66%.


“Keberhasilan BRI dalam memperbaiki struktur pendanaan membuat beban bunga BRI turun sebesar 25,54% yoy. Kedepan, BRI pun akan terus mendorong peningkatan dana murah sebagai sumber pendanaan,” jelas Sunarso.


Seiring dangan peran sebagai kreator economic value, BRI juga terus menciptakan nilai tambah dari aspek sosial atau social value kepada seluruh stakeholders.


“Sebagai First Mover on Sustainable Finance in Indonesia, sebesar 65,5% dari total kredit BRI atau setara dengan Rp617,8 triliun disalurkan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan (Sustainable Business Activities) dan angka tersebut tumbuh sebesar 12,2% secara year on year.


Hal ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit untuk bisnis yang berkelanjutan terbesar di Indonesia,” jelas Sunarso.


BRI juga terus mendorong inklusi dan literasi keuangan di seluruh pelosok negeri melalui AgenBRILink. Hingga akhir 2021 tercatat BRI memiliki lebih dari 500 ribu AgenBRILink di seluruh Indonesia dengan volume transaksi di sepanjang tahun 2021 mencapai Rp1.143,81 triliun.


Selain menggerakkan perekonomian dengan memberikan penghasilan kepada masyarakat, AgenBRILink juga mampu memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perseroan, dengan penghimpunan dana murah (CASA) sebesar Rp19,38 triliun dan Fee Based Income (FBI) sebesar Rp1,34 triliun.


Di tengah kondisi pemulihan ekonomi, BRI berhasil mencatatkan laba bersih (bank only) sebesar Rp32,22 triliun atau tumbuh 75,53% year on year (yoy).


Penopang utama pertumbuhan laba BRI menurut Sunarso adalah kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan. Di saat bersamaan perseroan mampu mengelola portfolio mix serta kualitas asset sehingga dapat meningkatkan yield asset.


“Raihan laba BRI sebesar Rp32,22 triliun membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini,” ujarnya.


Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI (secara bank only) tercatat tumbuh 7,16% yoy, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24%.


“Seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif dengan driver utama pertumbuhan kredit BRI masih berada pada segmen mikro yang tercatat tumbuh sebesar 12,98% yoy. Sementara itu segmen konsumer tumbuh 3,97% yoy, segmen kecil dan menengah tumbuh 3,55% dan segmen korporasi tumbuh 2,37%. Hal ini sesuai dengan aspirasi BRI untuk fokus ke segmen UMKM,” imbuh Sunarso.