EmitenNews.com—PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (Perseroan), sebagai perusahaan holding dari Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia resmi tercatat di Bursa Saham Indonesia, dengan kode saham PRAY. Akhirnya berhasil mendarat dengan mulus di papan Utama perdagangan Bursa Efek Indonesia sebagai emiten Ke-45 pada tahun 2022 dan ke-811 di BEI dan meraih dana segar Rp272 miliar.


Pagi ini saham PRAY sempat menyentuh level tertinggi dengan penguatan 225 point atau ke level 1125 per saham dari harga perdana 900 per saham. Namun, saham PRAY langsung bergerak fluktuatif dengan tekanan jual yang mengakibatkan koreksi 10 poin atau 1,11 persen ke level 890 per saham,  hingga pukul 09:43 WIB, saham PRAY ditransaksikan sebanyak 32,20 juta lembar, nilai transaksi mencapai Rp28,82 miliar dan frekuensi sebanyak 8.792 kali.


Leona A. Karnali, Direktur dan CEO Primaya Hospital menyampaikan “Kami berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendampingi kami sepanjang proses IPO, khususnya kepada segenap jajaran manajemen dan tim penilaian perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, tim pengawas beserta jajaran manajemen Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek, serta lembaga dan profesi penunjang. Melalui IPO ini, kami berkomitmen untuk terus bertumbuh dan berupaya menjadi yang terdepan serta berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur kesehatan di indonesia. atas nama primaya hospital, kami mohon dukungan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi indonesia.”


Pelaksanaan IPO ini bertujuan untuk pengembangan Primaya Hospital Group yang tengah tumbuh pesat dan berkelanjutan untuk masa depan. Sekitar 50% dari dana IPO akan dialokasikan sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sekitar 25% untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang telah ada, sisanya sekitar 25% akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.


Primaya Hospital Group pertama didirikan di Tangerang pada tahun 2006 oleh Prof Yos E. Susanto, seorang pakar manajemen rumah sakit dan kesehatan masyarakat yang telah berpengalaman membangun dan mengembangkan berbagai rumah sakit di Indonesia selama lebih dari 40 tahun. Usahanya untuk mengembangkan fasilitas kesehatan di Indonesia tersebut diawali sejak Prof Yos E. Susanto kembali ke Indonesia pada tahun 1987 setelah memyelesaikan program Doktor dalam bidang sosiologi dan kesehatan masyarakat dari University of Michigan, Amerika Serikat. Prof Yos E. Susanto menanamkan visi dan misi Primaya Hospital Group untuk menjadi jaringan rumah sakit terkemuka berstandar internasional yang memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan penuh kepedulian.


Dengan fondasi yang kokoh, Primaya Hospital Group bertumbuh mulai dari 1 rumah sakit dengan 100 tempat tidur kini menjadi 15 rumah sakit dengan lebih dari 2000 tempat tidur, dan 9 rumah sakit diantaranya diresmikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pertumbuhan signifikan ini tidak lepas dari kinerja tim manajemen yang profesional dan berpengalaman di bawah pimpinan Leona A Karnali selaku CEO Primaya Hospital Group. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di berbagai bidang seperti pendidikan, perbankan, private equity dan pelayanan kesehatan, Leona A. Karnali berhasil membawa Primaya Hospital Group bertransformasi, baik secara operasional, sumber daya manusia maupun strategi bisnis. Leona A. Karnali memperoleh gelar Master of Science Mechanical Engineering dari Massachusetts Institute of Technology, dan menyandang gelar profesi CFA Charterholder sejak tahun 2014.


Perseroan optimistis bahwa rekam jejak operasional terpercaya dan pertumbuhan yang konsisten menjadikan Perseroan bisnis yang menjanjikan. Dikatakan Leona, dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki Perseroan seperti lokasi strategis rumah sakit yang tersebar dan terklaster di berbagai wilayah Indonesia, jaringan laboratorium lengkap, didukung dengan teknologi informasi yang tersentralisasi dan berkomitmen mengutamakan mutu dan keselamatan pasien, Perseroan berpotensi menangkap peluang lebih luas dalam industri kesehatan Tanah Air.


“Secara strategi, kami mengupayakan tujuh hal utama untuk memacu pertumbuhan, antara lain menyediakan layanan prima yang terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat, menyasar segmentasi yang memiliki pangsa pasar luas, menerapkan standar operasional berbasis teknologi informasi yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien, memperkuat hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan, mengembangkan layanan kesehatan lainnya yang mendukung pertumbuhan grup secara berkesinambungan, mempertahankan sumber daya utama yakni dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya melalui lingkungan dan budaya kerja yang positif dan berkualitas,” tulis Leona.