EmitenNews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menetapkan kembali peringkat "idAA-" untuk PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahun 2020. Outlook atas peringkat Perusahaan direvisi menjadi "positif" dari "stabil" untuk antisipasi ukuran struktur permodalan dan proteksi arus kas yang lebih baik dengan rencana untuk mengurangi utang menggunakan hasil dari aksi korporasi dalam jangka pendek.

 

Pefindo dalam rilisnya Rabu (12/5) menyebutkan, JSMR sedang dalam proses divestasi sahamnya pada beberapa anak perusahaan dalam jangka pendek dengan potensi hasil divestasi untuk mengurangi utang dan pengembangan jalan tol. Usaha pengurangan utang yang dikombinasikan dengan potensi arus kas yang lebih tinggi seiring dengan pemulihan perekonomian domestik akan memperbaiki ukuran-ukuran struktur permodalan dan proteksi arus kas di tengah potensi utang yang lebih tinggi dalam jangka menengah untuk membayar biaya konstruksi.

 

Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen-komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan dengan obligor-obligor Indonesia lainnya. Tanda Kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip Syariah.

 

Peringkat mencerminkan dukungan yang kuat dari Pemerintah untuk menyelesaikan proyek jalan tol, posisi dominan JSMR pada sektor jalan tol, portofolio jalan tol yang terdiversifikasi dengan periode konsesi yang panjang, dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat. Peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif dalam jangka pendek hingga menengah dan risiko bisnis terkait dengan jalan tol baru.

 

Peringkat akan dinaikkan jika Perusahaan memperbaiki struktur permodalan dengan mengurangi utang, jika jalan tol baru secara konsisten menarik volume arus lalu lintas lebih tinggi dari yang diproyeksikan secara berkelanjutan, atau jika kami melihat ada dukungan dari pemerintah yang lebih kuat.

 

Outlook akan direvisi menjadi stabil jika pengurangan utang belum memperbaiki struktur permodalan yang signifikan, jika aksi korporasi tertunda karena kondisi pasar, jika pandemi yang berkelanjutan mengurangi volume arus lalu lintas lebih lanjut secara signifikan, yang mengakibatkan penurunan pendapatan jalan tol lebih rendah dari yang diproyeksikan, atau jika Perusahaan menambah utang lebih tinggi dari yang diproyeksikan, yang dapat melemahkan proteksi arus kasnya.

 

JSMR adalah operator jalan tol terbesar di Indonesia. Portofolio tol Perusahaan termasuk 13 konsesi jalan tol di induk perusahaan, 13 ruas tol beroperasi di entitas anak, dan 3 ruas tol dalam konstruksi. Pada tanggal 31 Desember 2021, pemegang saham Perusahaan terdiri dari Pemerintah Indonesia (70,0%), DJS Ketenagakerjaan-JHT (3,4%), BNYM RE BNYMLB RE Employees ProvidentFD (2,3%), PT Taspen (Persero) (2,2%), serta masyarakat (22,1%).