EmitenNews.com - PEFINDO memberikan peringkat idA untuk Obligasi I Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dengan nilai senilai IDR1,5 triliun. Secara bersamaan, PEFINDO menegaskan peringkat idA untuk MBMA. Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah stabil.


Peringkat tersebut mencerminkan operasi MBMA yang terintegrasi secara vertikal, sinergi yang kuat dengan grup dan mitra strategis, serta cadangan dan sumber daya tambang yang memadai. Namun, peringkat dibatasi oleh risiko pengembangan proyek-proyek baru dan paparan terhadap fluktuasi harga nikel.


PEFINDO menyatakan bahwa peringkat dapat ditingkatkan jika MBMA memperkuat diversifikasi bisnisnya, termasuk dengan menambah proyek-proyek hilir di bisnis rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik. Peringkat juga bisa meningkat jika MBMA sukses mengoperasikan proyek-proyek barunya tepat waktu dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diproyeksikan dengan meningkatkan indikator-indikator profitabilitas, yang akan berdampak positif terhadap profil keuangan secara berkelanjutan.


Namun, PEFINDO juga menegaskan bahwa peringkat dapat diturunkan jika MBMA mencatat pendapatan dan marjin laba yang lebih rendah dari yang telah diproyeksikan akibat tidak tercapainya target kinerja dari proyek-proyek baru tersebut atau penurunan harga nikel yang signifikan. Peringkat juga dapat diturunkan apabila MBMA menambah utang yang substansial untuk membiayai proyek-proyek baru tanpa diimbangi oleh pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi.


MBMA adalah perusahaan induk dari beberapa entitas yang beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), termasuk tiga smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), satu konverter nickel matte, dan proyek Acid Iron Metal (AIM), serta tambang nikel di Konawe.


Perusahaan juga sedang dalam proses membangun pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) di IMIP dan Konawe. Data per 30 September 2023, menunjukkan bahwa pemegang saham MBMA terdiri dari PT Merdeka Energi Nusantara (50,03%), Garibaldi Thohir (9,42%), Huayong International (Hong Kong) Limited (7,55%), Winato Kartono (5,43%), dan sisanya dimiliki oleh publik (27.57%).