EmitenNews.com—PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) meraih laba bersih sebesar Rp7,477 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, atau melonjak 179 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang tercatat hanya sebesar Rp2,676 miliar.


Sehingga saldo laba belum ditentukan penggunaanya naik 60,9 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp19,739 miliar.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2022 tanpa audit emiten bahan kimia itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/10/2022).


Rinciannya, pendapatan usaha tumbuh 19,58 persen menjadi Rp73,423 miliar yang ditopang peningkatan penjualan acetylene sebesar 38,8 persen menjadi Rp21,007 miliar.


Senada, penjualan argon naik 57,7 persen menjadi Rp15,034 miliar. Lalu, penjualan oksigen tumbuh 2,3 persen menjadi Rp11,956 miliar.


Menariknya, beban pokok pendapatan hanya membengkak 3,4 persen menjadi Rp33,472 miliar. Sehingga laba kotor naik 36,2 persen menjadi Rp39,95 miliar.


Sementara itu, kewajiban bertambah 15,8 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp52,501 miliar.


Sedangkan ekuitas meningkat 4,3 persen menjadi Rp214,1 miliar. Sehingga aset tumbuh 6,3 persen menjadi Rp266,6 miliar.


Patut dicermati, kas bersih yang digunakan untuk operasi mencapai Rp19,289 miliar. Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya Rp74,606 miliar, tapi pembayaran kepada pemasok mencapai Rp61,389 miliar.


Selain itu, perseroan mencatatkan pembayaran kepada karyawan sebesar Rp15,199 miliar dan pembayaran operasional lainnya senilai Rp12,092 miliar.