EmitenNews.com -Emiten tambang PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatatkan penjualan batu bara sebesar 1,7 juta MT hingga hingga September 2023. Jumlah ini menurun sebesar 7,2% YoY.

 

Direktur Operasional RMKE William Saputra mengatakan, penurunan volume penjual batu bara ini juga terdampak oleh proses pemenuhan sanksi administrasi yang saat ini sedang difinalisasi oleh RMKE.

 

"Saat proses finalisasi administrasi ini selesai, maka batu bara yang terhambat pada stockpile akan dapat dijual dan perseroan dapat mengejar ketertinggalan operasional yang sempat tertunda sejak bulan September 2023," jelas dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023).

 

William menerangkan, kinerja operasional segmen jasa batu bara perseroan hingga September 2023 masih tumbuh positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

 

Walaupun target bongkar kereta dan muat batu bara ke tongkang masih belum mencapai rata-rata volume, kata dia, perseroan optimistis dapat mengejar target 2023 pada sisa tahun berjalan. Hal ini tentu setelah proses finalisasi pemenuhan sanksi administrasi dapat diselesaikan dengan baik.

 

"Kami berharap para stakeholder dapat mendukung RMKE dalam proses pembenahan operasional yang lebih baik dengan meningkatkan teknologi operasional yang dapat mengurangi polusi debu saat proses muat tongkang batu bara serta lebih mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat sekitar area operasional," kata William.

 

"Proses pembenahan tidak selalu terasa nyaman. Pada tahap awal akan sedikit terhambat karena adanya perbaikan-perbaikan, namun setelah pembenahan selesai maka pace perbaikan akan jauh lebih cepat," tambah William.

 

Senada, Direktur Keuangan RMKE Vincent Saputra menyampaikan, meskipun terdapat beberapa tantangan yang mempengaruhi kinerja operasional perseroan pada semester kedua ini. Namun, perseroan tetap optimistis dapat mempertahankan kinerja keuangan melalui segmen penjualan batu bara.

 

"Saat ini, target kami adalah fokus melakukan perbaikan pada operasional serta pemenuhan sanksi administrasi yang sedang dalam proses finalisasi. Dengan selesainya target tersebut, batu bara yang saat ini terhambat pada stockpile dapat langsung diangkut dan dijual serta perseroan dapat mencapai target yang sebelumnya sempat tertunda," pungkas Vincent.