EmitenNews.com-IHSG berpotensi kembali bergerak sideways dalam rentang 6600-6680 pada perdagangan Kamis (14/7). Namun, potensi pelemahan dapat berlanjut ke level 6560-6580 jika tembus support 6600. Hal ini didasari dari Stoch RSI dan MACD yang berpotensi membentuk dead cross dalam waktu dekat.
Dari eksternal, sejumlah data ekonomi di beberapa negara yang telah rilis memenuhi ekspektasi pasar di Rabu (13/7). Inflasi Jerman turun ke 7.6% yoy di Juni 2022 dari 7.9% yoy di Mei 2022. Pertumbuhan ekonomi Inggris meningkat ke 3.5% yoy, diatas ekspektasi 2.7% yoy pada bulan Mei 2022. Serta, Neraca Perdagangan di Tiongkok yang kembali surplus sebesar US$97.94 miliar di Juni 2022. Meski demikian, data-data tersebut masih belum cukup meyakinkan pasar dari kekhawatiran risiko resesi.
Di sisi lain, pelaku pasar masih menunggu rilis data Inflasi AS yang akan dirilis di Rabu (13/7) waktu setempat. Inflasi AS diperkirakan naik ke 8.8% yoy di Juni 2022, level tertinggi baru dalam 40 tahun terakhir. Apabila inflasi di Juni 2022 meningkat, maka meningkatkan kecenderungan The Fed akan lebih agresif untuk menaikkan suku bunga acuan, ujar Valdy Kurniawan Analis Phintraco Sekuritas.
Dari dalam negeri, potensi surplus Neraca Perdagangan Indonesia di Juni 2022 (15/7), diharapkan dapat menjaga nilai tukar Rupiah di bawah level psikologis 15,000.
Perhatikan potensi rebound dari sejumlah saham seperti JPFA dan CPIN; perhatikan potensi rebound lanjutan pada ADHI, EXCL, TPIA, UNVR dan LPPF.
Related News

ID FOOD Suplai Pangan untuk Koperasi Merah Putih

Industri Panel Surya dan Kabel Dibangun di Kawasan Hijau Kepri

Kadin Siap Bangun 1.000 Titik SPPG untuk Dukung Program MBG

IHSG Menguat 0,73 Persen di Sesi I, AMMN, BBTN, ANTM Top Gainers LQ45

OJK Ajak Media Jadi Agen Literasi Keuangan Masyarakat

Terus Merosot, IHSG Uji Level 7.100