EmitenNews.com - Wayang sebagai kekayaan budaya bangsa harus terus dilestarikan, terutama kepada generasi masa kini. Wayang dapat membentuk moralitas sehingga keberadaannya menjadi terintegrasi dengan realitas kehidupan nyata masyarakat. Generasi masa kini dapat belajar dan menemukan pesan moral melalui karakter-karakter baik dari wayang.


Menyadari kenyataan tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), atau BCA senantiasa mendukung inisiatif untuk melestarikan wayang, termasuk berbagai upaya mengedukasi generasi muda masa kini mengenal dan belajar dari kekayaan budaya warisan leluhur bangsa Indonesia.


Diinisiasi oleh Sekretariat Nasional Wayang Indonesia (SENAWANGI), Hari Wayang Nasional ke-4 dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Hilmar Farid Ph. D, Ketua Umum Sena Wangi Drs. Suparmin Sunjoyo dan Hera F. Haryn Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA.


BCA turut mempersembahkan pagelaran seni drama tari Wayang SRIKANDI bersama pelajar SMPN 5 dan SMP Mataram, yang secara intensif dilatih oleh Sobokarti beserta guru seni, selain itu juga mendorong munculnya kreasi seni wayang melalui komik strip wayang oleh tiga anak bangsa generasi muda berprestasi.


Mereka, Nabil Faizal Mahdi (pelajar, SDN Malaka Jaya 05 Jakarta, 12 th),  Luh Dea Raysita Wardani (pelajar, SMAN 68 Jakarta, 15 tahun) dan Gunawan Christanto (karyawan swasta, usia 27 tahun), dan kehadiran wirausaha kreatif di bidang seni wayang sebagai desa wisata binaan Bakti BCA yaitu Wisata Wayang Desa Wukirsari, Yogyakarta.


Dalam keterangannya Kamis (10/11/2022), Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, BCA senantiasa terlibat dalam aksi nyata melestarikan wayang sebagai kekayaan budaya dan jati diri bangsa. Berbagai inisiatif BCA tersebut antara lain menyasar pada generasi masa kini.


BCA memperkenalkan dan mengedukasi generasi penerus bangsa untuk mencintai wayang. Dengan mengenal wayang, generasi muda masa kini dapat mendalami budaya bangsa dan menemukan berbagai karakter dan pesan moral yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata.


“Dalam perjalanan mendukung pelestarian wayang, kami menemukan benang merah yang kuat antara pelestarian wayang dan pendidikan serta pembentukan karakter generasi penerus bangsa. Dengan membawa wayang dalam konteks milenial melalui pemanfaatan sejumlah medium komunikasi masa kini yang didukung oleh inovasi kesenian dan teknologi, generasi muda masa kini dapat belajar dan memahami karakter budaya dan moralitas bangsa ini,” urai Hera.


Tahun lalu, BCA menyelenggarakan Wayang Youth Festival 2021 dengan tema wayang heroik. Bekerja sama dengan Sampan Bujana Sentra dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, wujud nyata festival itu adalah sejumlah perlombaan Seni Drama Tari Wayang dan Komik Strip Wayang.


BCA mengajak masyarakat umum di seluruh Indonesia, baik sanggar/komunitas, pelajar, seniman, lembaga pendidikan untuk mencintai wayang melalui festival tersebut. Tidak kurang dari 96 karya komik strip dihasilkan, 25 karya seni drama tari wayang, dan lebih dari 400 masyarakat termasuk pemuda di dalamnya ikut aktif dalam hasil karya tersebut.


Upaya lain adalah sejak 2012 sampai 2015, BCA bersama Sena Wangi di Kompas TV menghadirkan World of Wayang sebagai tontonan seni untuk anak muda Indonesia, Wayang For Student yang rutin dilaksanakan sejak 2012 telah mengajak lebih dari 15.000 pelajar menyaksikan pertunjukkan, pameran dan workshop wayang, dimana pelajar ini berasal dari 95 sekolah, 4 kota di Indonesia. Yang lain adalah artikel dengan judul “Strategi Adaptasi dan Transformasi Lakon Wayang Sesaji Raja Suya,” dikembangkan dari tesis pemenang Nusantara Academic Award tahun 2020.


“BCA akan selalu berkomitmen mendukung pelestarian wayang dan sejumlah kekayaan budaya bangsa lainnya. Kami berharap dukungan dan inisiatif yang telah dilakukan BCA dapat semakin luas meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Indonesia, terutama untuk generasi masa kini,” tutup Hera. (Eko Hilman). ***