EmitenNews.com — Dua operator minimarket terbesar di Indonesia akan terus mengeluarkan format ritel yang lebih besar karena total toko mereka akan melebihi 40.000 pada akhir 2022, kata Fitch Ratings. Rata-rata penjualan harian per toko di 1Q22 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dengan kode AMRT (Alfamart, AA(idn)/Stable), operator minimarket terbesar kedua di Indonesia, melampaui level pra-pandemi pada 1Q20 dan 1Q19, seiring ditutupnya hypermarket Giant kompetisi berkurang dan pengeluaran pulih di tengah kembalinya negara ke keadaan normal.

 

Kami berharap regulasi yang baru diterbitkan Kementerian Dalam Negeri pada akhir Mei 2022 dapat mendukung penjualan harian pengecer per toko dan mempercepat pemulihan dari penjualan yang lemah selama pandemi Covid-19. Peraturan tersebut mengklasifikasikan sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki risiko penularan virus corona yang rendah, dengan sebagian besar pembatasan telah dilonggarkan. Batas kapasitas di kantor telah diangkat di area ini dan kantor diizinkan beroperasi dengan kapasitas penuh. Jam buka pusat perbelanjaan, toko kelontong, pasar tradisional dan restoran juga tidak dibatasi dan batas kapasitas telah dihapus. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan penurunan status pandemi di Indonesia menjadi endemik.

 

Kembalinya ke normal akan terus menguntungkan operator minimarket secara tidak proporsional dengan mengorbankan operator supermarket dan hypermarket meskipun inflasi meningkat. Rata-rata penjualan harian per toko Alfamart naik menjadi Rp13,3 juta di 1Q22 dari lebih dari 19.000 toko konsolidasi yang dioperasikan, dari Rp13 juta di 1Q20 dan Rp12 juta di 1Q19. Sebaliknya, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup operasi hypermarket Giant pada 2021 karena penjualan yang rendah.

 

Penutupan Giant mendorong pengecer format kecil seperti Alfamart dan pesaing minimarket terbesarnya, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), untuk mempercepat pembukaan toko bahkan selama pandemi. Harapan kami untuk lebih dari 40.000 toko untuk kedua perusahaan tahun ini dari sekitar 38.000 pada tahun 2021 didukung oleh penambahan lebih dari 1.000 toko oleh masing-masing perusahaan pada tahun 2022. Alfamart menambahkan sekitar 2.600 toko secara konsolidasi pada tahun 2020 dan 2021 sementara toko bersih Indomaret pembukaan mencapai 2.100 toko.

 

Kami berharap pengalaman Alfamart dalam mengoperasikan dan membuka gerai yang lebih besar dengan merek Alfamidi dapat memberikan diversifikasi format gerai yang lebih baik dibandingkan dengan Indomaret. Merek ini telah beroperasi sejak tahun 2007 dalam format yang mirip dengan supermarket tetapi memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman karena lokasi tokonya yang dekat dengan area perumahan serta menawarkan produk yang lebih luas daripada minimarket pada umumnya. Indomaret tidak memiliki merek terpisah yang sebanding dan toko-tokonya yang lebih besar sebagian besar beroperasi di bawah merek Indomaret.

 

Kami berharap kinerja dan metrik kredit Alfamart pada tahun 2022 akan terus sepadan dengan peringkatnya. Pendapatan Alfamart meningkat 19% yoy dan 5% qoq di 1Q22 sementara marjin EBITDA sebagian besar stabil di 9,6% dari 1Q21 9,8%. Leverage Alfamart juga akan tetap rendah dengan utang bersih setelah penyesuaian sewa dibayar di muka terhadap EBITDA di bawah 1,0x. Arus kas yang dihasilkan akan tetap kuat dengan margin arus kas bebas lebih dari 1%. Perseroan dapat meningkatkan belanja modal dan pembukaan toko pada tahun 2022 untuk menangkap potensi pemulihan ekonomi Indonesia. Namun, kami percaya pengeluaran akan tetap dalam perkiraan kami sebesar Rp4 triliun, yang dapat diserap oleh arus kas yang solid dari operasi.

 

Indoritel Makmur Internasional (DNET) tercatat saat ini memiliki beberapa anak usaha dan entitas asosiasi yakni PT Mega Akses Persada (FiberStar), PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Fast Food Indonesia Tbk. (KFC), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (Sari Roti).



PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berhasil membukukan kinerja yang cemerlang pada kuartal pertama tahun 2022. Mengutip laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit pada kuartal I-2022, pendapatan AMRT naik 19,07% menjadi Rp 22,91 triliun, dari sebelumnya Rp 19,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Segmen penjualan makanan dan minuman menyumbang paling besar terhadap pendapatan neto perseroan, di mana segmen ini mengalami kenaikan sebesar 25,46% menjadi Rp 15,68 triliun, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar Rp 12,49 triliun.