EmitenNews.com - Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting / FMCBG) Negara G20 ke-3 Jumat (15/07) ini resmi dimulai secara hybrid di Nusa Dua, Bali pada. Petemuan ini bertujuan mendorong ekonomi global pulih bersama lebih kuat di tengah meningkatnya tantangan yang semakin mengemuka.


“G20 perlu melangkah lebih jauh dengan melakukan tindakan nyata yang didasari semangat kerja sama, kolaborasi, dan konsensus untuk mengatasi tantangan global,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat membuka pertemuan.


Terdapat tujuh agenda prioritas maupun legacy pada finance track yang akan dibahas bersama. Pertama, ekonomi global dan risikonya. Presidensi G20 Indonesia terus berdiskusi terkait kondisi perekonomian global terkini dan respon kebijakan yang tepat dalam mencapai pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.


Hal ini dilakukan untuk menghadapi tantangan dengan meningkatnya tekanan inflasi, disrupsi rantai pasok global, ketidakseimbangan supply dan demand, peningkatan harga komoditas dan energi akibat pandemi Covid-19 serta perang di Ukraina.


Kedua, isu kesehatan global. Pertemuan akan merumuskan upaya merevitalisasi arsitektur kesehatan global sehingga dapat mendukung kesiapsiagaan, pencegahan, dan respon terhadap pandemi di masa mendatang. Selain itu, pertemuan juga akan mendiskusikan tindak lanjut pembentukan dana kesehatan multilateral untuk penanganan pandemi di masa depan terutama dalam hal memperkuat kolaborasi antara keuangan dan kesehatan.


Ketiga, arsitektur keuangan internasional. Pertemuan FMCBG akan mencari upaya untuk mendorong perbaikan pengelolaan utang negara miskin, dan mendorong penguatan ketahanan keuangan global jangka panjang.


Keempat, isu pada sektor keuangan. G20 akan terus mendiskusikan strategi normalisasi kebijakan serta mitigasi dampak jangka panjang dari pandemi di sektor keuangan serta upaya untuk memperkuat sektor keuangan global melalui pengelolaan risiko dan optimalisasi teknologi dan digitalisasi, serta pengaturan sistem pembayaran lintas batas. Selain itu, G20 juga terus meningkatkan upaya untuk mendorong inklusi keuangan bagi kelompok yang rentan melalui pemanfaatan digitalisasi.


Kelima, keuangan berkelanjutan. Presidensi G20 Indonesia tengah fokus memajukan tiga agenda utama yaitu pengembangan kerangka kerja transisi keuangan dan peningkatan kredibilitas komitmen institusi keuangan terhadap transisi ekonomi hijau, meningkatkan keuangan berkelanjutan dengan peningkatan akses dan keterjangkauan instrumen hijau, serta terkait instrumen kebijakan yang dapat memberikan insentif pembiayaan dan investasi.


Keenam, pembangunan infrastruktur. G20 akan mendiskusikan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif, mudah diakses, dan terjangkau.


Ketujuh, perpajakan internasional. G20 juga terus mendorong agenda terkait dengan perpajakan internasional dengan memastikan implementasi kesepakatan global di tahun 2021 berupa dua pilar G20/OECD.(fj)