EmitenNews.com—Jika tidak mampu mempertahankan posisinya di atas level psikologis 7000, IHSG berpotensi melanjutkan pelemahannya di Selasa (4/10). Secara teknikal, negative slope pada MACD cenderung kembali melebar, mendukung proyeksi tersebut.


IHSG dibayangi oleh berlanjutnya kecenderungan pelemahan nilai tukar Rupiah sejak pertengahan September 2022. Hal ini berkaitan dengan keputusan the Fed untuk kembali menaikan sukubunga acuan sebesar 75 bps (21/9) dan clue bahwa the Fed masih akan mempertahankan kenaikan sukubunga agresif untuk beberapa waktu kedepan.


Rencana OPEC+ untuk memangkas volume prodksi sebesar 1 juta barel per hari mulai pekan depan semakin memperkuat keyakinan terhadap kenaikan sukubunga agresif the Fed tersebut. Pasalnya, rencana tersebut akan diikuti kenaikan harga minyak dunia yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi di AS.


Dari dalam negeri, inflasi juga menjadi concern setelah inflasi di September 2022 naik ke 5.95% yoy dari 4.69% yoy di Agustus 2022. Kenaikan ini meningkatkan tekanan bagi BI untuk kembali menaikan sukubunga acuan di Oktober 2022.


Valdy Kurniawan Analis Phintraco Sekuritas menyatakan, mempertimbangkan sentimen-sentimen di atas, waspadai potensi peningkatan fluktuasi pada saham rate-sensitive dalam beberapa hari kedepan. Di sisi lain, saham defensive, seperti ICBP dan UNVR, serta sejumlah saham energi, termasuk ADRO, ITMG, HRUM, MEDC dan INDY masih dapat diperhatikan di Selasa (4/10).