EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan aksi profit taking. Menilik potensi bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah, dan rupiah terdepresiasi membuat potensi investor asing kembali melanjutkan net sell pasar reguler.
Selain itu, para pelaku pasar masih akan menunggu data consumer confidence pagi ini. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.990, dan resisten 7.075,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Senin (10/10).
Secara teknikal, Indeks akan menguji support, dan mulai menunjukkan sideway 5 hari terakhir. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain TPIA, CTRA, RMKE, SIDO, INDY, ADRO, BUMI, dan PNBN.
Indeks akhir pekan lau minus 0,70 persen menjadi 7.026,78. Beberapa sektor mengalami koreksi antara lain infrastruktur tekor 1,29 persen, transportasi dan logistik minus 1,13 persen, dan sektor keuangan menukik 0,73 persen. Investor asing membukukan net sell pasar regular Rp1,35 triliun dengan saham paling banyak dijual BBCA, BBRI, dan TLKM.
Sementara itu, tiga indeks utama bursa saham AS Wall Street kembali memerah. Indeks harga konsumen akan dirilis minggu ini memberi gambaran inflasi. Pagi ini, bursa Asia sedang libur nasional Jepang, dan Korea Selatan. (*)
Related News
IHSG Merosot Tipis di Akhir Pekan, Enam Sektor Jadi Pemberat
IHSG Sesi I (19/12) Seret Seluruh Indeks Sektoral, Kompak Merah!
Wall Street Rebound, IHSG Cenderung Menguat
Tekanan Jual Menderas, IHSG Susuri Level 8.500
Aksi Jual Hantui IHSG, Serok Saham BMRI, BKSL, dan KLBF
IHSG Gagal Bertahan di 8.700, Sektor -Sektor Ini Jadi Biang Koreksi





