EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dibayangi sentimen data ekonomi regional kurang memuaskan. Indeks bisa bergerak volatile namun cenderung menguat dan melemah, jelang rilis data inflasi dengan perkiraan kembali naik 4,82 persen pada Juli.
Indeks secara teknikal masih ada gap up, dan perlu diperhatikan investor. Apalagi, pada perdagangan sebelumnya Indeks tertahan di level psikologis 7.000 setelah terjadi aksi profit taking pada sesi dua. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.911, dan resisten 6.980,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Senin (1/8).
Secara teknikal, Indeks menjauh dari level psikologis 7.000. Itu membuat Indeks berpotensi berbalik arah untuk menutup gap up terlebih dahulu. Beberapa saham berpotensi naik pada perdagangan hari ini VICI, BMTR, ITMG. AGII, WOOD, CTRA,TAPG, dan MNCN.
Indeks akhir pekan lalu minus 0,08 persen menjadi 6.951. Beberapa sektor pendorong koreksi antara lain sektor healthcare minus 2,66 persen, basic materials turun 1,18 persen, dan consumer non-cyclicals susut 0,79 persen. Investor asing membukukan net buy Rp529,61 miliar dengan saham-saham paling banyak dibeli investor asing BMRI, TLKM, dan UNTR.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan cukup solid. Indeks Nasdaq surplus 1,88 persen. Bursa Asia pagi ini sudah menjejak zona hijau. Indeks Kospi menanjak tipis 0,00 persen, dan Nikkei 225 menguat 0,24 persen. Penguatan itu, terjadi di tengah rilis data ekonomi Korea Selatan kurang memuaskan dengan neraca dagang kembali defisit. (*)
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,22 Persen, ASII, SMGR, GOTO Top Losers LQ45
Torehkan Sejarah, DRMA Ekspor Komponen Otomotif ke Amerika Serikat
Indonesia Sukses Tarik 40.427 Potential Pax dari Arabian Travel Market
Mirae Asset Gelar HOTS Championship Season 12, Ini Tujuannya
OJK Sebut Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga
Hilirisasi Bawa Ekspor Nikel Tahun 2022 Naik 10 Kali Lipat dari 2017