EmitenNews.com – PT Semacom Integrated Tbk. (SEMA) resmi menjadi emiten ke-2 pada pencatatan saham perdana atau listing di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2022 dan menjadi emiten ke 768 di Bursa hingga saat ini.


Semacon Integrated bercokol di papan pengembangan BEI, pada saat Proses penawaran umum perdana, perseroan di bantu oleh PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.


Perseroan bergerak di bidang produksi panel, perakitan baterai listrik dan energi terbarukan. Emiten berkode SEMA itu mengantongi dana segar senilai Rp62,46 miliar dari hasil penawaran saham perdananya.


Adapun jajaran manajemen Perseroan saat ini di isi oleh Dewan Komisaris Sabrina Sutjiawan sebagai Komisaris Utama, komisari lainnya di duduki oleh Hernadi Buhron dan Djaja Tonny Intan. Untuk posisi yang mengempu jabatan Direksi adalah Rudi Hartono Intan sebagai Direktur Utama, serta Direktur lainnya ialah Bob Dovy Malano, Riany Sandra Widjaja dan Tharmalinga Thevar V Thaver.


Direktur Utama SEMA, Rudi Hartono Intan, mengatakan Penawaran umum perdana saham ini merupakan tonggak pencapaian besar Perseoan yang akan menjadi pemacu Perseroan untuk meningkatkan kinerjanya kedepan.


Rudi optimis kedepan bisnis SEMA akan semakin moncer seiring dengan komitmen pemerintah yang ingin mengoptimalkan sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif. Terlebih Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi sumber EBT sangat melimpah.


Sebelumnya Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan bauran energi nasional dari sumber EBT pada tahun 2025 sebesar 23 persen dan pada tahun 2050 sebesar 31 persen. Posisi saat ini penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai kisaran 13 persen dalam komposisi bauran energi secara keseluruhan. Untuk meningkatkan efisiensi pencapaian target bauran 23 persen di tahun 2025 tersebut, PLN telah menyatakan perlunya penambahan 3.200 Mw modul surya.


"Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan modul surya sebagai bagian dari energi terbarukan, kami telah mempertimbangkan dan mengkaji pengembangan bisnis untuk pengerjaan Inverter Modul Surya dan BOS (Balance of System) Modul Surya,"sambung dia.


Selain itu, SEMA juga membidik pasar mobil listrik dengan memberikan dukungan dalam membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Statsiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) . Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mengembangkan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Battery Electric Vehicle untuk Transportasi Jalan, sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2019.


"Kami juga membidik pasar penyedia energi melalui produksi baterai untuk keperluan perusahaan telekomunikasi dan SPKLU," pungkas Rudi.


Terkait dengan kinerja usaha tahun lalu (Per Juni 2021), SEMA mampu mencetak pendapatan Rp60,9 miliar atau naik 33,76 persen dari Rp45,53 miliar pada Juni 2020. Untuk laba bruto perseroan tercatat sebesar Rp19,36 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp13,82 miliar. Sedangkan untuk laba per saham yaitu sebesar Rp5,93 per lembarnya. Sementara itu untuk laba bruto terhadap penjualan pada periode tersebut mengalami kenaikan sebesar 31,79 persen atau lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada tahun sebelumnya sebesar 29,68 persen.


Selanjutnya total EBITDA terhadap penjualan tercatat naik 11,94 persen. Kemudian total aset perusahaan per Juni 2021 tercatat sebesar Rp146,95 miliar. Jumlah ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp118,47 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp28,48 miliar. Capaian ini meningkat dari tahun 2020 di periode yang sama yang tercatat hanya Rp141,03 miliar.