EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (17/4) awal pekan ini melemah. Pelemahan rupiah diduga tertekan komentar hawkish dari beberapa pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.
Rupiah pada perdagangan pagi ini dibuka melemah 73 poin atau 0,496 persen ke posisi Rp14.788 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.715 per dolar AS.
"Pejabat AS mengatakan kenaikan suku bunga acuan masih dibutuhkan untuk menurunkan inflasi," ujar Chief Analist DCFX Futures Lukman Leong di Jakarta, Senin.
Ia menyebutkan komentar hawkish pejabat Fed membuat imbal hasil obligasi AS meningkat dan dolar AS mengalami rebound.
Dolar AS rebound dari level terendah satu tahun di awal sesi Asia pada Senin pagi. Terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, indeks dolar AS naik 0,15 persen menjadi 101,82, berdiri agak jauh dari level terendah satu tahun pada Jumat (14/4) di 100,78.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, berdiri di 4,1137 persen, setelah mencapai puncak sekitar dua minggu di 4,137 persen pada Jumat (14/4). Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun terakhir di 3,5261 persen.
Oleh karena itu, ia memprediksi rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.900 per dolar AS sepanjang hari ini. (*)
Related News

Bank SMBC Indonesia (BTPN) Bayar Bunga Obligasi Rp23,9 Miliar

RUPST CTRA Ketok Dividen Rp445 Miliar, Target Prapenjualan Konservatif

PM Wong: Singapura Yakini Potensi dan Kekuatan Ekonomi Indonesia

UMKM Madu Lokal Naik Kelas! Tembus Pasar Global Berkat BRI

BMKG: Bencana di Era Perubahan Iklim Makin Sulit Diprediksi

Tunggu Perkembangan Timur Tengah, Rupiah Melemah Terhadap Dolar