EmitenNews.com—PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) melanjutkan langkah transformasinya menjadi entitas bisnis energi terbarukan (EBT). Sejumlah langkah bisnis yang lebih agresif, telah disiapkan. Melalui anak usahanya, PT Indoplas Makmur Lestari dan PT Indoplas Karya Energi, OASA siap menjadi perusahaan EBT pelopor dalam membangun, mengolah, dan mengelola sampah serta limbah menjadi energi listrik yang bermanfaat. 


“Beberapa bulan lalu, kami telah menegaskan komitmen serta keseriusan kami menjadi perusahaan EBT. EBT kini sudah menjadi suatu keharusan, bukan lagi hanya sekadar pilihan,” kata Bobby Gafur Umar, Direktur Utama / CEO PT Maharaksa Biru Energi Tbk kepada wartawan, usai acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa dan RUPS Independen di Jakarta, Jumat.


Karena itu pula, Bobby dan jajaran bisnisnya di PT Maharasa Biru Energi Tbk tanpa ragu memantapkan rencana pengembangan usaha EBT-nya. OASA dan anak-anak usahanya berencana untuk membangun, mengelola dan mengolah sampah menjadi energi listrik di sejumlah wilayah di Indonesia. “Sebagian wilayah Jakarta di bagian Barat sudah kami garap. Nantinya akan ke wilayah-wilayah lain. Kami ingin membantu pemerintah untuk menciptakan keberisihan, mengolah jutaan ton sampah serta limbah menjadi energi yang lebih bermanfaat,” katanya. Langkah demikian, disebut Bobby sebagai wujud nyata dari transformasi OASA menjadi environmental technology group of companies.


Ke depan, dalam roadmap yang sudah disusun, Perseroan akan dikembangkan sebagai perusahaan EBT berskala besar. “Kami akan mengubah sampah menjadi energi yang bermanfaat. Kami percaya, green technology akan menyelesaikan masalah besar keterbatasan akses energi, sekaligus memberikan economic opportunity terbesar di abad-21. Kami percaya, bisnis ini akan menyelesaikan masalah besar, memiliki profitability yang besar juga. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia juga sedang shifting menjadi perusahaan yang lebih green dan harus sustainable,” ujar Bobby. 


Ia menambahkan, ke depan nanti Perseroan ditargetkan akan menjadi perusahaan yang tidak hanya menjalankan ‘bisnis seperti biasa’ (business as usual) tetapi akan “meng-unlock value” dengan membuat terobosan dalam hal bisnis yang berkaitan dengan lingkungan. Bisnis yang akan digeluti antara lain, pengolahan dan pengelolaan sampah, biomassa, sekaligus menjalankan peran sebagai kontraktor untuk proyek energi ramah lingkungan. Bobby menjelaskan, PT Maharaksa Biru Energi Tbk akan menjalankan beberapa sektor bisnis, mulai dari bio-kimia, energi, pengolahan limbah dan sampah, hingga teknologi. “Semuanya kami yakini sebagai bidang usaha yang akan mendatangkan manfaat dan keuntungan besar, tidak hanya buat kami sebagai entitas bisnis yang menjalankannya, tapi juga buat semua stakeholders kami, termasuk masyarakat luas. Bisnis kami akan menjadi solusi masalah lingkungan,” kata Bobby. 


Menurut Bobby, OASA akan menyasar beberapa proyek infrastruktur hijau di seluruh Indonesia. “Kontrak-kontrak dalam beberapa bulan ke depan sudah akan jalan. Kami akan melakukan terobosan-terobosan memanfaatkan dana puluhan triliun – green fund dari Eropa untuk infratruktur hijau. Sudah ada beberapa project yang masuk dalam rencana bisnis Perseroan. Kami akan serius menekuni industri hijau yang beromset triliunan rupiah,” kata Bobby.


RUPS juga, telah menyetujui rencana pengambilalihan 99,99% saham PT Indoplas Makmur Lestari dari dana hasil Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD). RUPS juga telah menyetujui peningkatan setoran modal pada PT Indoplas Makmur Lestari (IML), yang selanjutnya akan digunakan oleh PT Indoplas Makmur Lestari untuk melakukan peningkatan setoran modal pada PT Indoplas Karya Energi (IKE).


Dijelaskan oleh Bobby bahwa aksi korporasi ini membuat perseroan berpotensi meraih dana sebesar Rp430,32 miliar. Dana ini akan digunakan Perseroan sebesar Rp89 miliar untuk akuisisi 99,99 persen saham IML. IML selanjutnya akan melakukan peningkatan setoran modal sebesar Rp69 miliar kepada PT Indoplas Karya Energi (IKE), dan digunakan oleh IKE sebagai modal kerja, sehubungan dengan biaya persiapan proses pengerjaan FPSA DKI Jakarta Wilayah Layanan Barat.