EmitenNews.com - Saham PT Jaya Agra Wattie (JAWA) bergerak liar. Transaksi meningkat signifikan menjadi 66.470.200 saham alias 66,47 juta lembar dengan frekuensi 8.304 kali. Kondisi itu, jauh melebihi transaksi sebelumnya hanya 6,02 juta saham pada frekuensi 1.233 kali. 


Efek lonjakan transaksi pada 22 Agustus 2022 itu, saham Jaya Agra Wattie ditutup melonjak 5,11 persen menjadi Rp144 per lembar. Melesat 7 poin dari periode penutupan perdagangan hari sebelumnya di kisaran Rp137 per helai.


Merespons kondisi itu, manajemen Jaya Agra Wattie mengaku tidak mengetahui penyebab pasti kenaikan harga saham. Lonjakan volume transaksi saham perseroan di bursa kemungkinan disebabkan mekanisme pasar. 


Selain itu, perseroan juga belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam 3 bulan mendatang. Perseroan juga tidak memiliki informasi material dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi di bursa sehingga terjadi kenaikan harga saham, dan kenaikan volume transaksi.


Sepanjang semester I-2022, Jaya Agra Wattie mencatat rugi bersih Rp89,38 miliar. Bengkak 80 persen dari periode sama tahun lalu Rp49,49 miliar. Efeknya, rugi per saham dasar menjadi Rp23,68 dari sebelumnya Rp13,11.


Penjualan bersih melesat 39 persen menjadi Rp536,58 miliar dari edisi sama tahun lalu Rp385,94 miliar. Beban pokok penjualan menanjak 47 persen menjadi Rp495,01 miliar dari periode sama tahun lalu Rp334,82 miliar. Total beban usaha Rp26,49 miliar, naik tipis dari periode sama tahun lalu Rp26,14 miliar.


Beban lain-lan bersih Rp106,72 miliar, menanjak 27 persen dari edisi sama tahun lalu Rp83,99 miliar. Laba kotor turun 18 persen menjadi Rp41,56 miliar dari fase sama tahun lalu Rp51,11 miliar. Laba usaha terkumpul Rp15,06 miliar, menukik 39 persen dari periode sama tahun lalu sejumlah Rp24,97 miliar.  


Rugi sebelum pajak penghasil melejit 55 persen menjadi Rp91,66 miliar dari periode sama tahun lalu Rp59,02 miliar. Manfaat pajak penghasil bersih drop 79 persen menjadi Rp1,92 miliar dari periode sama tahun lalu Rp9,39 miliar. Rugi bersih tahun berjalan bengkak 80 persen menjadi Rp89,74 miliar dari edisi sama tahun lalu Rp49,63 miliar. (*)