EmitenNews.com -Industri perunggasan nasional sedang merasakan “vibes” positif yang kencang, terutama sejak adanya program demand masif seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). Merespons tren ini, PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) atau lebih familiar dengan JPS sebagai perusahaan yang bergerak di sektor poultry terintegrasi, langsung “gas pol” dengan strategi agresif yang menjanjikan.

Tahun depan 2026, Perseroan meningkatkan pasokan indukan ayam Grandparent Stock (GP) dari Amerika Serikat (AS) dan Selandia Baru (New Zealand) melebihi jumlah impor tahun 2025.

Direktur Utama PT Janu Putra Sejahtera Tbk, Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk memperkuat peran sebagai penyedia protein hewani nasional di tengah lonjakan kebutuhan.

“Bisnis poultry kita literally lagi gas pol banget. Vibes positif dari stabilisasi harga livebird yang dibantu pemerintah ini keren banget, terutama penetapan HPP (Harga Pokok Produksi) yang bikin peternak bernapas lega. Apalagi dengan adanya Program MBG, itu nambah demand dasar yang nggak kaleng-kaleng, menyerap puluhan ribu ton daging ayam,” ujar Sri Mulyani.

“Makanya, JPS sat set langsung up size pasokan indukan kita sampai tiga kali lipat. Kami sudah dua kali impor GP tahun ini, dari AS dan New Zealand. Ini commit buat support kebutuhan protein nasional, biar gizi anak-anak kita auto aman dan Janu Putra Sejahtera (AYAM) siap panen cuan dari prospek cerah ini.”

Strategi Kapasitas Kandang dan Siklus 1,5 Tahun

Kenaikan pasokan indukan dilakukan dengan perhitungan matang dan berbasis praktik terbaik industri. Saat ini, Janu Putra Sejahtera (AYAM) memiliki fasilitas kandang GP dengan kapasitas fisik mencapai 60.000 ekor.

Namun, sesuai dengan standar biosekuriti dan manajemen peternakan modern, kapasitas operasional maksimal yang dapat diisi dalam satu waktu dibatasi hingga 30.000 ekor. Pembatasan ini berkaitan dengan penerapan siklus rotasi wajib selama sekitar 1,5 tahun, yang mencakup proses pergantian indukan, pembersihan kandang, serta masa istirahat fasilitas guna menjaga kesehatan ternak dan konsistensi performa produksi.

“Meski kapasitas fisik kandang kami besar, pengisian dilakukan secara bertahap dan disiplin. Dalam satu periode, hanya kapasitas optimal yang boleh aktif, sementara sisanya harus melalui siklus pengosongan dan peremajaan agar standar kualitas dan biosekuriti tetap terjaga,” jelas Sri Mulyani.

Dengan peningkatan signifikan dalam impor GP dan pengelolaan kapasitas yang ketat, Janu Putra Sejahtera (AYAM) menunjukkan kesiapan untuk memanfaatkan setiap ruang pertumbuhan yang tersedia secara optimal, tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian. Strategi ini juga memastikan Perseroan tetap memiliki fleksibilitas pasokan saat permintaan dari Program MBG dan perbaikan distribusi pada akhir tahun mencapai puncaknya.

Sentimen industri yang membaik turut didukung oleh intervensi pemerintah melalui penetapan HPP livebird, pengendalian oversupply lewat culling DOC, serta stabilisasi biaya pakan yang didukung program SPHP Jagung. Kombinasi stabilitas harga, efisiensi biaya, dan penyerapan demand dasar dari MBG menjadikan langkah ekspansif Perseroan sebagai sinyal kuat bahwa bisnis poultry Indonesia tengah memasuki fase pertumbuhan yang lebih solid dan prospektif.