EmitenNews.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan pasca pandemi Covid-19 sangat berdampak pada jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi. Dimana jumlahnya lebih sedikit, namun menjadi lebih berkualitas.


Selain itu tren perjalanan wisatawan saat ini mengalami perubahan yaitu dari wisata massal (mass tourism) ke arah wisata alternatif (alternative tourism).


"Perubahan ini mengarah pada jenis kegiatan wisata yang berorientasi pada wisata alam atau budaya lokal dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, petualangan, dan pengalaman," papar Sandi pada acara Pelaksanaan Kegiatan Peresmian Penerangan Desa Wisata di Kabupaten Lombok Barat, Jumat (29/10).


Karena itu Menparekraf mengajak semua pihak bersama-sama untuk berkomitmen dan bersinergi dalam mengembangkan pariwisatamelalui adaptasi, inovasi, dan kolaborasi dengan prinsip 3G, Gercep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama), dan Gaspol (Garap Semua Potensi Lapangan Kerja).


Sandiaga mengapresiasi Proyek Advancing Indonesia's Lighting Market to High Efficient Technologies (ADLIGHT) yang merupakan kerja sama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Environment Programme (UNEP) yang salah satu peruntukannya untuk menerangi desa wisata energi.


Menurutnya, Program Hibah Luar Negeri oleh United Nation Development Programme (UNDP) ini merupakan salah satu langkah yang tepat dalam rangka mendukung pengembangan Desa Wisata.


"Program Hibah Luar Negeri oleh UNDP ini merupakan salah satu langkah yang tepat dalam rangka mendukung pengembangan Desa Wisata," jelas Sandi.


Sekretaris Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBTKE) Kementerian ESDM, Sahid Junaidi, mengatakan jajaran Kementerian ESDM saat ini berupaya untuk dapat menyelaraskan pemulihan ekonomi pasca pandemi dan sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di sisi yang lain.


"Bicara soal pemulihan ekonomi, Infrastruktur energi bersih dan konservasi energi adalah beberapa sektor yang dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi dan target pengurangan emisi," katanya.


Sahid menekankan bahwa upaya konservasi energi menjadi salah satu cara terbaik dalam menekan laju pertumbuhan permintaan energi, program konservasi energi termasuk di dalamnya manajemen energi, penerapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan penggunaan peralatan rumah tangga yang efisien energi. "Contohnya adalah implementasi Lampu LED baik lampu outdoor untuk Alat Penerangan Jalan (APJ) maupun lampu indoor untuk sektor komersil dan rumah tangga," jelas Sahid.


Setelah selesai melakukan kegiatan pemasangan lampu hibah berteknologi LED efisien energi dari proyek ADLIGHT di sektor residensial dan bangunan, maka proyek selanjutnya adalah sektor pariwisata.


"Besar harapan kami dari percontohan penerangan pada desa wisata ini dapat kemudian menjadi inspirasi bagi desa wisata lainnya untuk terus berbenah diri, untuk meningkatkan nilai tambah," kata Sahid. Khususnya estetika pada penerangan agar dapat menarik antusiasme para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.


Sekaligus mendorong penghematan konsumsi energi dan penghematan tagihan listrik yang pada akhirnya secara keekonomian dapat berkontribusi terhadap peningkatan pembangunan infrastruktur pendukung lainnya pada desa wisata tersebut.(fj)