EmitenNews.com - PT Sidomulyo Selaras Tbk. (SDMU) emiten transportasi logistik bahan kimia itu mengabarkan aksi perseroan terbaru yakni, konversi utang menjadi saham usai mendapat persetujuan RUPS tertanggal pada (10/9/2025). 

Corporate Secretary SDMU, Jonathan Walewangko dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (2/10) menyebut aksi korporasi tersebut bertujuan guna pelunasan kewajiban utang serta Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PTMHMETD).

Konversi dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp55 per saham, dengan batas minimum Rp42 sesuai ketentuan rata-rata harga penutupan 25 hari bursa sebelum pengajuan pencatatan. 

Dari aksi ini, perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 1,115 miliar lembar kepada kreditur sekaligus pengendali perseroan, Tjoe Mien Sasminto, dengan nilai konversi mencapai Rp61,35 miliar.

Usai disetujui, kepemilikan Tjoe Mien melonjak dari 38,37% menjadi sekitar 68,92% dari total modal ditempatkan. Sebaliknya, porsi kepemilikan publik atau free float merosot tajam dari 40,53% menjadi 20,44%. 

Pemegang saham lama seperti PT Asabri (9,11%), Amelia Ritoni Tjihin (1,50%), Jonathan Walewangko (0,01%), dan Handriyanto (0,02%) tidak mengalami perubahan jumlah saham, namun terdilusi secara persentase.

Jonathan juga menjelaskan, aksi ini membuat dilusi kepemilikan saham akibat pelaksanaan konversi utang menjadi saham yakni, sebesar 49,560,– persen. Konversi tersebut akan efektif dilaksanakan dalam dua Minggu ke depan yakni, pada Jumat (17/10/2025). 

“Tujuan dari pelaksanaan konversi adalah pelunasan utang serta menambah porsi saham yang beredar di publik,” tulis Jonathan.

Selanjutnya, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan meningkat dari 1,135 miliar lembar menjadi 2,250 miliar lembar yang mana menambah likuiditas saham SDMU di pasar.

Adapun, dengan datangnya aksi tersebut, harga saham SDMU pada penutupan perdagangan Kamis (2/10) tercatat mengekor ciut tipis 1,35% d Rp73.