EmitenNews - Ramainya pemberitaan soal penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca di sejumlah negara membuat Prof. Zubairi Djoerban angkat bicara. Ketua Satgas Covid-19 PB IDI ini meyakini vaksin asal Inggris ini aman digunakan di Indonesia karena sudah lolos uji klinis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).


Mengomentari berita sejumlah negara menangguhkan pemakaian vaksin AstraZeneca yang diduga menyebabkan pembekuan darah, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi RS Kramat 128 ini berpegang pada pernyataan badan kesehatan dunia (WHO).


"Yang terang, WHO telah menyatakan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin AstraZeneca dan pembekuan darah. Mereka saat ini sedang meninjau data-datanya. Kita tunggu saja bagaimana nanti perkembangannya," kata Zubairi lewat akun Twitternya.


Namun meluruskan bahwa penangguhan AstraZeneca yang dilakukan sejumlah negara itu, karena mereka sedang meneliti data-data kematian di sana. Bukan menolak.


"Dus, tidak ada pengaruhnya juga di Indonesia. Karena vaksin ini sudah melalui uji klinis yang baik. Bisa dilihat studinya," tegasnya.


Ia tidak setuju anggapan bahwa BPOM terlalu terburu-buru mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk AstraZeneca, hanya karena berita ditundanya pemakaian vaksin itu di sejumlah negara.


"Saya pikir tidak. Semua uji klinis AstraZeneca terbukti aman. Juga laporan interimnya. BPOM, yang saya tahu, memperhatikan data-data itu, baru mengeluarkan izin darurat. Jadi, tidak benar kalau buru-buru," belanya.


Lantaran itu ia meyakinkan masyarakat untuk tidak takut divaksin AstraZeneca. Lagi pula kejadian pembekuan darah itu tidak lebih sering dari kejadian yang terjadi selama ini, sebelum ada vaksin. "Beberapa negara Eropa juga menyatakan begitu," sambung Zubairi.


Kabar baiknya, mengutip laporan Reuters, vaksin covid-19 ini mampu melawan varian corona P1 yang sering disebut mutasi Brasil. Hal itu didasarkan pada keterangan institut biomedis Fiocruz Brasil.(*)