EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak  bervariasi cenderung tertekan. Itu terjadi di tengah sentimen positif dalam negeri sangat sepi. Investor masih menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) soal suku bunga hari ini.


Namun, diproyeksi akan tetap di kisaran 3,5 persen, dengan lending facility rate, dan deposit facility rate proyeksi belum ada perubahan. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.530, dan resisten 6.650,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas, Kamis (20/1). 


IHSG kembali membentuk pattern three black crows, dan masih berpeluang ke arah range bawah support level 6.490. Indicator stochastic sudah mengarah ke area oversold masih dead cross. Beberapa saham berpotensi naik yaitu BUKA, WMUU, KRAS, BSDE, BNLI, SMDM, AISA, ELSA, SSMS, WINS, dan MEDC.


Pada perdagangan kemarin, IHSG menukik 0,33 persen menjadi 6.591,98. Itu didorong kekhawatiran prospek kenaikan suku bunga The Fed, dan minim sentimen positif dari dalam negeri. Sektor pendorong koreksi bursa yaitu basic materials minus 0,94 persen, industrials turun 0,82 persen, dan financials turun 0,70 persen. Investor asing membukukan net buy pasar reguler Rp143,16 miliar dengan saham-saham paling banyak dibeli TLKM, ARTO, dan ADRO.


Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali tertekan. Sentimen negatif dari rilis laporan keuangan perusahaan cenderung bervariasi, dan investor khawatir kenaikan imbal hasil treasury cukup cepat.


Sementara itu, bursa Asia pagi ini dibuka menghijau. Indeks Nikkei 225 surplus 0,65 persen, dan indeks Kospi naik 0,20 persen. Para investor merespons positif rilis neraca dagang Jepang deficit JPY582,36 miliar pada Desember 2021, di atas ekspektasi pasar atau forecast yaitu defisit JPY784,1 miliar. China tengah menunggu rilis one-year loan prime rate hari ini dengan proyeksi tetap 3,8 persen. (*)