EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis (4/5) kembali menguat.
Pada pukul 10.17 WIB Rupiah meningkat 51 poin atau 0,348 persen ke posisi Rp14.623 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.674 per dolar AS.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengamati penguatan terjadi setelah Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed memberikan sinyal untuk jeda kenaikan suku bunga acuan.
"Hari ini kami perkirakan rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat. Faktor utama adalah sinyal dari The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga," katanya di Jakarta, Kamis (4/5).
Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di awal sesi Asia pada Kamis pagi, setelah Federal Reserve AS atau The Fed membuka pintu untuk jeda dalam siklus pengetatan agresifnya, meskipun pasar diterpa oleh penghindaran risiko di tengah kehancuran saham-saham bank regional AS.
The Fed pada Rabu (3/5/2023) menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar seperempat persentase poin, seperti yang diharapkan, tetapi dalam melakukannya menghapus bahasa pernyataan kebijakannya bahwa pihaknya "mengantisipasi" kenaikan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan.(*)
Ia memproyeksikan rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp14.665 per dolar AS hingga Rp14.725 per dolar AS.(*)
Related News

Badan Pangan Ajak DPR Awasi Distribusi Bantuan Pangan Beras Lanjutan

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen

Program Magang Nasional Terbuka untuk Swasta dan BUMN

BTN Siap Gas Dukung Hunian Indonesia-Qatar

Pemerintah Kantongi Rp10 Triliun dari Lelang Sukuk Negara, Selasa

Atasi Kekurangan BBM, Bahlil Minta SPBU Swasta Gandeng Pertamina