EmitenNews.com - PT Smart Telecom (Smartel), anak usaha PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mendapat fasilitas  pinjaman senilai Rp7, 2 triliun pada tangga 1 Februari 2023.

 

Manajemen emiten telekomunikasi grup Sinarmas itu dalam keterangan resmi, Kamis(2/2/2023) menyebutkan bahwa fasilitas pinjaman itu terdiri dari  3  tranches.

 

Rincianya,  Tranche 1: Rp 5,2 triliun untuk pembiayaan kembali pinjaman Smartel kepada China Development Bank cabang Shenzhen .

 

Lalu, Tranche 2 senilai Rp 1,5 triliun untuk belanja barang modal Perseroan dan atau Smartel. Berikutnya, Tranche 3 senilai Rp500 miliaruntuk belanja barang modal Perseroan danatau Smartel.

 

Dijelaskan, fasilitas pinjaman ini berjangka waktu 7 tahun dengan tingkat bunga 3 month JIBOR + margin tertentu.

 

Dijelaskan, pembiayaan ulang  pinjaman Smartel dalam  mata uang asing menjadi pinjaman dalam mata uang Rupiah akan mengurangi resiko beban selisih kurs mata uang.

 

“Selain itu, Perseroan dan Smartel akan mendapatkan tambahan dana untuk belanja modal dalam rangka pengembangan jaringan dan peningkatan layanan yang diharapkan akan mendukung perkembangan usaha Perseroan dan Smartel,” tulis manajemen FREN.

 

Adapun Para Pemberi Pinjaman, yaitu: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan  PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)  selakun pimpinan sindikasi. Sedangkan  PT Bank Mega Tbk (MEGA),  PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), PT Bank Mayapada International Tbk(MAYA), PT Bank Permata Tbk(BNLI),  PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), PT Bank Ina Perdana Tbk(BINA) dan  PT Bank Pembangunan Daerah Papua sebagai anggota sindikasi.

 

Untuk diketahui hingga 30 September 2022, FREN mencatat utang pinjaman jangka pendek Rp1,16 triliun. Sedangkan utang pinjaman jangka panjang senilai Rp8,8 triliun dan Obligasi senilai Rp1,1 triliun. Karena itu perseroan harus menangggung beban bunga dan keuangan lainnya sebesar Rp767,37 miliar.