EmitenNews.com — PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menjawab pertanyaan dari regulator Pasar Modal yaitu Bursa Efek Indonesia terkait dengan hal penting yang terjadi pada perseroan. Hal itu adalah yang berkaitan dengan kronologi pipa PT Medco di Musi Rawas terbakar dan perihal capex jumbo senilai USD300 juta.

 

Terkait hal ini, Manajemen Medco dalam keterangan resminya menyatakan, "Benar terjadi kebakaran di Musi Rawas akibat pengrusakan pipa oleh oknum yang tidak bertanggung jawab tanpa izin Perusahaan dan institusi pemerintahan yang terkait. Atas hal tersebut, Perusahaan telah berkoordinasi dengan instansi dan aparat dalam penanganan kebakaran tersebut," tulis Siendy K. Wisandana Corporate Secretary, Senin (13/6/2022).

 

Menurut Siendy peristiwa ini disebabkan pengrusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, untuk itu Perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk melakukan ganti rugi atas kerusakan yang terjadi. Serta tidak ada gangguan operasi produksi akibat peristiwa ini sehingga tidak ada dampak keuangan yang signifikan.

 

Hingga saat ini tidak terlihat adanya potensi risiko hukum atas peristiwa yang diakibatkan oleh pengrusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada gangguan operasi produksi akibat peristiwa ini.

 

Terkait capex besar yang dianggarkan, senilai USD300 juta, MEDC menjabarkan bahwa,“Kita juga akan kembangkan empat lapangan di Natuna. Di tahun 2022 ini sekitar USD300 juta mungkin USD270 juta untuk migas dan sisanya untuk power (listrik).” ujar Siendy.

 

Sebagai Panduan capex untuk tahun 2022, Perusahaan menyiapkan Capex sebesar USD275 untuk kegiatan Migas dan USD50 untuk ketenagalistrikan yang bersumber dari kas internal.

 

Perusahaan saat ini sedang dalam tahap melaksanakan empat proyek pengembangan Minyak & Gas di South Natuna Sea Block B PSC. Pengembangan proyek ini akan berlanjut hingga 2022 dengan gas pertama dari lapangan Hiu diharapkan pada 2Q-2022, gas pertama di Proyek Belida Extension pada 4Q-2022 dan minyak pertama dari lapangan Forel dan gas di lapangan Bronang diharapkan pada 4Q-2023.