EmitenNews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menetapkan peringkat "idA-" pada PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI). Outlook untuk peringkat Perusahaan adalah "stabil".


Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.


Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Peringkat Perusahaan mencerminkan aliran pendapatan Perusahaan dan marjin profitabilitas yang stabil, permintaan yang tinggi untuk layanan broadband, serta kegiatan usaha yang relatif terdiversifikasi. Namun, peringkat Perusahaan tersebut dibatasi oleh kompetisi yang ketat di industri, struktur permodalan yang moderat, serta pertumbuhan pendapatan yang relatif lambat di wilayah Bali.


Perusahaan dapat secara konsisten mempertahankan rata-rata pertumbuhan pendapatan diatas 20% dalam tiga tahun terakhir. Segmen binis menara dan transmisi yang merupakan penyumbang pendapatan terbesar Perusahaan, turut meningkatkan keamanan pembayaran yang menjamin stabilitas aliran pendapatan yang didukung oleh masa kontrak sewa yang relatif panjang. Selain itu, perkembangan lebih lanjut dari teknologi broadband jaringan seluler dapat meningkatan permintaan untuk konsumsi data yang lebih andal sehingga berpotensi meningkatkan permintaan untuk layanan menara dan transmisi.


Peringkat dapat dinaikkan jika BALI dapat secara konsisten melampaui target pertumbuhan pendapatan dan EBITDA, atau jika Perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan penetrasi di bisnis ISP dan pangsa pasarnya di industri menara telekomunikasi. Hal ini juga harus disertai dengan perbaikan yang berkelanjutan dalam struktur permodalan dan proteksi arus kas. Namun, peringkat dapat diturunkan jika pendapatan dan/atau EBITDA Perusahaan jauh di bawah target, atau tingkat utang Perusahaan jauh lebih besar dari yang diproyeksikan sehingga memperburuk struktur permodalan dan proteksi arus kas.


Selain itu, arus kas BALI dapat secara negatif dipengaruhi oleh tren konsolidasi telekomunikasi saat ini yang berpotensi mengurangi permintaan menara kecuali dapat dikompensasi oleh percepatan pertumbuhan di segmen bisnis lainnya.


Didirikan pada tahun 2006, BALI bergerak di bidang menara telekomunikasi dan bisnis penyewaan jaringan transmisi serta penyediaan jasa internet di Indonesia, khususnya di Bali, Jakarta Raya, dan beberapa kota di pulau Jawa, didukung oleh 2,635 menara dan 6,878 km fiber optic. Per 31 Desember 2021, pemegang saham Perusahaan adalah PT Kharisma Cipta Towerindo (59,7%), Robby Hermanto (0,0%), dan publik (40,3%)