EmitenNews.com - Bank Indonesia mencatat suku bunga perbankan terus mengalami penurunan sejalan dengan tren menurunnya risiko kredit. Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada Mei 2022 stabil sebesar 2,79% dibandingkan dengan Mei 2021.
"Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 75 bps sejak Mei 2021 menjadi 2,86% pada Mei 2022," sebut Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam siaran persnya.
Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 52 bps pada periode yang sama, di tengah membaiknya persepsi risiko perbankan.
"Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan, termasuk melalui penurunan suku bunga kredit, dapat ditingkatkan guna makin mendorong pemulihan ekonomi nasional," tandasnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo ketika menjelaskan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI edisi Juni 2022, Kamis (23/6) menyebut normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah secara bertahap berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas perbankan. Penyesuaian secara bertahap GWM Rupiah dan pemberian insentif GWM sejak 1 Maret 2022 menyerap likuiditas perbankan sekitar Rp119 triliun.
"Penyerapan likuiditas tersebut tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN," katanya.
Pada Mei 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 30,80% dan tetap mendukung kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit. Insentif GWM Rupiah pada Juni 2022 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya menunjukkan dukungan positif kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor prioritas dan inklusif.
Sementara itu, dalam rangka koordinasi fiskal-moneter sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur BI yang berlaku hingga 31 Desember 2022, BI melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp32,54 triliun (hingga 22 Juni 2022) melalui mekanisme lelang utama, greenshoe option, dan private placement.
Pada Mei 2022, likuiditas perekonomian juga tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 18,37% (yoy) dan 12,15% (yoy).(fj)
Related News
BI Optimalkan Operasi Moneter Pro-Market untuk Stabilkan Rupiah
Penyaluran Kredit Baru Tumbuh Positif di Triwulan I 2024
Meski Terimbas Geopolitik Global, Kinerja APBN Masih On Track
Pemerintah Sudah Belanjakan Anggaran Rp427,6 Triliun di Kuartal I 2024
Realisasi Pembiayaan Hingga Maret 2024 Turun Drastis
Masa Penawaran Sukuk Tabungan ST012 Dibuka, Cek Kupon Yang Ditawarkan