Target Konservatif Emiten PIPA Ditopang Berbagai Katalis Positif

ilustrasi penguatan pasar. Dok/EmitenNews
EmitenNews.com -Kebutuhan akan hunian yang layak di Indonesia terus menjadi perhatian utama pemerintah. Hal ini mendorong berbagai pihak, mulai dari lembaga negara hingga perusahaan swasta, untuk berinovasi dan berkolaborasi demi memenuhi permintaan pasar yang terus tumbuh.
Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), jumlah kekurangan rumah tangga (backlog) di Indonesia terus menurun. Pada tahun 2023, backlog berdasarkan kepemilikan tercatat sebanyak 9,90 juta unit, turun dari 12,71 juta unit pada tahun 2021. Sementara itu, backlog berdasarkan kepenghunian juga turun menjadi 6,69 juta dari sebelumnya 6,98 juta rumah tangga.
Katalis ini menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan bisnis berkelanjutan PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) sebagai salah satu pemain utama yang mengambil peran dalam memenuhi kebutuhan pasar. “Karena produk-produk yang kami miliki cukup andal dan efisien,” kata Direktur Utama Multi Makmur Lemindo (PIPA) Immanuel Kevin Mayola, dalam keterangannya kepada Media, Selasa 3 September 2025.
"Kami terus berinovasi untuk menghadirkan produk yang tidak hanya memenuhi standar industri, tetapi juga memberikan keunggulan dalam daya tahan dan efisiensi penggunaan," ungkap Kevin.
Komitmen terhadap kualitas ini telah berhasil membangun reputasi kuat bagi PIPA, menjadikannya pilihan utama bagi pelanggan, baik untuk proyek-proyek besar maupun kebutuhan ritel. Sebagai gambaran saja, untuk semester I-2025 kami sudah berhasil membukukan penjualan Rp11,38 miliar, jika mengacu data keuangan PIPA di September tahun lalu yang membukukan penjualan Rp19,84 miliar, maka kami cukup optimis dengan pertumbuhan 10 persen atau hampir naik Rp2 miliar untuk periode kuartal III tahun ini. “ Sedangkan untuk target sales akhir tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp38 miliar,” ujar Kevin.
Seperti kita ketahui bersama bahwa pemerintah, melalui Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), menegaskan komitmennya untuk mengatasi kekurangan rumah tangga (backlog) di Indonesia. Pada tahun 2025, BP Tapera menargetkan pembiayaan untuk 350 ribu unit rumah subsidi. Program ini sejalan dengan visi pemerintah yang lebih luas untuk menciptakan akses perumahan yang berkelanjutan.
Dalam sebuah kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi dari semua pihak untuk menyukseskan Program 3 Juta Rumah. "Ini perjuangan bersama untuk membangun rumah bagi rakyat," ujar AHY.
Dia juga menyoroti kebutuhan akan kolaborasi dalam penyediaan lahan dan pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.
“Tingginya permintaan perumahan juga berdampak pada industri pendukung, salah satunya adalah industri PVC (Polyvinyl Chloride). Kebutuhan PVC di Indonesia cukup tinggi, terutama untuk bahan baku pipa dan plafon yang sering digunakan dalam pembangunan. Peningkatan proyek infrastruktur dan properti menjadi pendorong utama permintaan ini,” ujar Kevin.
Konsultan properti Colliers Indonesia melalui Head of Research-nya, Ferry Salanto, menyatakan bahwa sektor rumah tapak (landed houses) akan tetap prospektif di tahun 2025. Menurutnya, rumah tapak merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat yang permintaannya akan terus tinggi.
Di sisi lain, pasar rumah bekas juga menunjukkan geliat yang signifikan. Banyak pemilik menjual properti mereka dengan harga terjangkau, menciptakan peluang bagi investor dan pengembang besar untuk melakukan ekspansi. Peluang ini juga memicu kebutuhan akan renovasi, yang pada akhirnya akan kembali membutuhkan produk-produk konstruksi berkualitas.
“Maka target pertumbuhan Multi Makmur Lemindo (PIPA) yang cukup konservatif ini sudah sangat layak karena berbagai katalis positif yang tadi saya sampaikan dan berbagai faktor lainnya yang akan mendukung kinerja perseroan,” pungkas Kevin.
Related News

Bos PYFA Diam-diam Buang Saham di FCA

3 Saham Terbang Langsung Terjun Lepas Suspensi

Enam Saham Disorot BEI, Tiga Ngegas Tiga Tersungkur

Saham IMPC dan PYFA Longsor Keluar dari Papan FCA

Waskita Karya (WSKT) Ungkap Kontrak Baru

Menipis, VOKS Juni 2025 Boncos Rp25,12 Miliar