Ditambahkan, meningkatnya transformasi digital, karena dipicu situasi pandemi covid-19,  telah membawa berbagai dampak positif untuk berbagai aspek kehidupan. Melalui transformasi digital, perusahaan mendapatkan cara pandang baru dalam mengelola perusahaan, mengoptimalkan operasional perusahaan, dan mengubah model bisnis lebih efisien.

 

Begitu pula di jajaran instansi dan Lembaga Pemerintah, transformasi digital bisa meningkatkan kinerja layanan  publik, baik melalui pengembangan e-government, SPBE, maupun aplikasi smart city. Namun lanjutnya, pesatnya transformasi digital juga bak pedang bermata dua, selain memberikan  manfaat dan potensi yang luar biasa, di sisi lain juga bisa meningkatnya tantangan peningkatan serangan siber. Hal ini tentu harus diwaspadai, sehingga diperlukan mitigasi oleh berbagai kalangan.

 

“Ancaman kejahatan siber ini harus diwaspadai. Berdasarkan hasil monitoring BSSN, tercatat telah terdapat 1,4 miliar anomali trafik atau serangan siber pada 1 Januari-19 Desember 2021, dengan kategori anomali terbanyak yaitu malware 61%, trojan activity, dan information leak (kebocoran informasi). Anomali meningkatnya ancaman kejahatan siber ini sejalan dengan meningkatnya pengguna internet yang saat ini di Indonesia menempati peringkat 3 (ketiga) Asia dengan 202 juta pengguna,” ujarnya.

 

Untuk mengantisipasi hal itu, lanjutnya, di setiap Lembaga atau institusi, perlu divisi atau badan khusus yang bertanggung jawab untuk menangani saat terjadi serangan siber maupun kebocoran data. Dalam rangka mendukung transformasi digital Indonesia dan keamanan E-Government, BSSN juga menyediakan layanan terkait  peningkatan sistem keamanan infomasi melalui CSIRT (Computer Security Incident Response Team). BSSN RI juga siap memberikan  kegiatan Asistensi Pembentukan CSIRT bagi Organisasi dan Lingkungan Pemerintah, baik pusat maupun daerah.

 

Sementara itu, M. Lutfi Handayani, MM., MBA, selaku Ketua Penyelenggara menjelaskan,  TOP Digital Award merupakan Kegiatan Penilaian & Penghargaan IT TELCO Digital Terbesar dan Paling Membanggakan di Indonesia. Hal ini dapat terlihat, dari jumlah peserta yang terus meningkat dengan jumlah penjurian. “Tahun 2021 ini, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 172 Instansi pemerintahan dan korporasi bisnis yang berarti mencatat kenaikan 7,5%  dibanding tahun 2020 lalu sebanyak 160 peserta,” ujarnya.

 

M Lutfi Handayani, MM., MBA yang juga Pemimpin Redaksi Majalah ItWorks/Itworks.id melanjutkan, TOP DIGITAL Awards adalah kegiatan pembelajaran, sekaligus kegiatan penilaian atau pemberian penghargaan di bidang implementasi dan pemanfaatan teknologi digital, yang terbesar dan paling membanggakan di Indonesia. Penghargaan TOP DIGITAL Awards, diberikan kepada Instansi pemerintahan dan Korporasi Bisnis, yang dinilai telah berhasil dalam hal implementasi dan pemanfaatan teknologi digital. Kegiatan TOP DIGITAL Awards diselenggarakan setiap tahun oleh majalah ItWorks dengan didukung oleh para Pakar dan Dewan Juri dari berbagai asosiasi TI, seperti MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia), APKOMINDO (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia), FTII (Federasi Teknologi Informasi Indonesia) ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Indonesia), IDTUG (Indonesia Telecommunication User Group), dan LKN (Lembaga Kajian Nawacita).

 

Dikatakan, tujuan dari penyelenggaraan Tujuan TOP DIGITAL Awards, di antaranya: Mendorong peningkatan implementasi dan pemanfaatan solusi digital di instansi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, untuk mendukung peningkatan daya saing perekonomian nasional, menuju Indonesia yang maju dan sejahtera. Mendorong adanya inovasi-inovasi berbasis solusi digital, guna meningkatkan kinerja dan layanan kepada konsumen dan masyarakat. Meningkatkan aspek pembelajaran bersama di bidang implementasi dan pemanfaatan teknologi digital bagi instansi pemerintahan dan korporasi bisnis di Indonesia.

 

Ketua Dewan Juri,  Prof. Dr.-Ing. Ir. Kalamullah Ramli, M.Eng mengatakan, penentuan pemenang dilakukan melalui bererapa tahapan.  Metode diawali dengan seleksi awal terhadap 800-an calon peserta, untuk menghasilkan 200 kandidat terbaik. Para pakar TI dan Dewan Juri, merekomendasikan kandidat-kandidat perusahaan dan instansi pemerintahan, yang dinilai berhasil dalam hal implementasi dan pemanfaatan teknologi digitalnya. Beberapa data pendukung, termasuk hasil penilaian SPBE yang diselenggarakan oleh Kemenpan RB, juga menjadi pertimbangan dalam seleksi awal ini.