EmitenNews.com - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Trans Power Marine (TPMA) hari ini Jumat (26/4),  memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar R75,-per lembar saham atau total sebesar Rp196,6 miliar setara kurang lebih 63% dari laba bersh Tahun 2023.

Pembagian dividen in terdiri dari dua bagian, yakni sebesar Rp30 (tiga puluh lima rupiah) per lembar saham yang telah di bagikan sebagai dividen interim pada tanggal 5 Desember 2023, dan sisanya sebesar Rp45 per lembar saham akan dibagikan sebagai dividen final sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang berlaku.

Rudi Sutiono Direktur Utama TPMA, usai RUPST Jumat (26/4) menjelaskan bahwa, perseroan telah mencatatkan pembagian dividen tunai tahunan sejak tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEl) di tahun 2013, kecuali pada tahun finansial 2014 dan 2015.

Selama tahun 2023, kondisi perekonomian global mash menghadapi tekanan yang cukup signifikan, dihadapkan oleh tingginya tingkat inflasi dan era suku bunga tinggi, yang menyebabkan ketidakpastian di perekonomian global.

Namun demikian, pertumbuhan domestik bruto (PDB) Indonesia tetap melaju pada tingkat 5,05%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas unggulan Indonesia, yaitu batubara mash berkontribusi tinggi terhadap ekspor Indonesia.

Di Tahun 2024, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat target produksi batubara yang lebih tinggi dari pada target produksi di tahun 2023. Hal ini mencermikan tingginya permintaan baik di pasar domestik maupun ekspor.

Perseroan memanfaatkan momentum permintaan pasar, dengan menambah armada baru yang terdiri dari 2 tongkang dan 3 tug boat dengan nilai realiasi capex sekitar US$9 juta untuk tahun 2023. Dengan demikian, pada akhir tahun 2023, Perseroan telah memiliki 41 unit tug boat, 35 unit tongkang, dan 3 floating crane.

Selain itu, PT Trans Logistik Perkasa (TLP), anak usaha perseroan dengan kepemilikan saham oleh Perseroan sebesar 30%, telah melakukan pembelian 79 unit tug boat dan tongkang untuk kebutuhan operasional di akhir bulan Oktober 2023, jelas Rudi.

Untuk menanggapi peningkatan produksi batubara yang direncanakan pada tahun 2024, TPM berencana akan menerima 6 unit tongkang, 2 unit tug boat, dan 1 unit floating crane yang telah di pesan sebelumnya dengan budget capex senilai US$30 juta.

Dari segi finansial, Perseroan berhasil mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar US$66,6 juta pada tahun 2023, meningkat sebesar 6% dari pencapaian US$62,8 juta pada tahun 2022.

Pencapaian tersebut merupakan hasil dari peningkatan volume pengangkutan pada tahun 2023. TPM juga mencatat laba anak perusahaan dari LP sebesar US$1,2 juta pada tahun 2023. Dengan demikian, Perseroan berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar US$19,6 juta, meningkat sebesar 37,8% dari perolehan US$14,2 juta pada tahun 2022.

Sedangkan RUPSLB, kami telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham untuk melakukan penambahan modal melalui penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu seri 1 (PHMETD I), dengan jumlah lembar sebanyak banyaknya 1,13 miliar saham baru.

"Rencana penggalangan dana dari penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk ekspansi usaha Perseroan secara non-organik," tutup Rudi.