VKTR Gandeng Pertamina Power Pacu Industri Kendaraan Listrik
                                    Salah satu foto pabrik VKTR
EmitenNews.com - Perusahaan emiten kendaraan listrik yang dimiliki oleh Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR), telah mengesahkan kesepakatan kerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Kepala Sekretaris Perusahaan VKTR, Indah Permatasari Saugi, menjelaskan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama antara VKTR dan Pertamina Power dilakukan pada Jumat, 15 Maret 2024.
"Langkah ini merupakan awal dari kemitraan strategis terkait pengembangan layanan mobilitas dengan PPI," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (21/3).
Pertamina Power Indonesia adalah anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan, termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan baterai melalui kemitraan perusahaan di masa depan.
Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, diharapkan akan memberikan potensi peningkatan pendapatan dan laba bagi VKTR kedepannya. Indah menegaskan bahwa, hingga saat ini, informasi ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan bisnis perusahaan.
"Perjanjian ini bukan merupakan transaksi yang signifikan maupun terkait dengan afiliasi dan konflik kepentingan, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal,” tambahnya
Adapun sebagai informasi, dari segi kinerja keuangan, laba bersih VKTR yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan 89,06% year-on-year (yoy) menjadi Rp5,42 miliar hingga 31 Desember 2023, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai Rp49,59 miliar. Penjualan VKTR juga mengalami penurunan 0,87% yoy menjadi Rp1,06 triliun, dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp1,07 triliun.
Secara rinci, penjualan VKTR didukung oleh manufaktur yang menyumbang sebesar Rp1,04 triliun, diikuti oleh perdagangan atau trading sebesar Rp105,07 miliar. Namun, penjualan tersebut dikurangi oleh biaya eliminasi sebesar Rp89,83 miliar.
Meskipun penjualan turun, beban pokok VKTR juga mengalami penurunan sebesar 3,41% yoy menjadi Rp848,47 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 sebesar Rp878,46 miliar.
Namun, laba bruto VKTR tercatat naik 10,76% yoy menjadi Rp213,39 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp192,66 miliar.
Related News
                            Harga Emas Antam Naik Rp8.000 per Gram
                            Beruntun 65 Bulan, BPS Catat Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
                            OJK Pastikan Patriot Bond Bisa Jadi Agunan Kredit, Cek Persyaratannya
                            Permintaan Domestik Terus Menguat, PMI Manufaktur Oktober Naik ke 51,2
                            Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksikan USD360 Miliar di 2030
                            Harga Emas Antam Senin ini Turun Rp12.000 per Gram
                    
                
                
            
                                
                                        
                
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
            
            




