EmitenNews.com - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kemarin ditutup bervariasi. Dow Jones melemah 266 poin (0,74 persen) menjadi 35.491, S&P 500 turun 23 poin (0,51 persen) pada level 4.552, Nasdaq menanjak 0,12 poin (0,00 persen) ke posisi 15.236, dan EIDO terkoreksi 0,39 poin (1,60 persen) pada level 23.92.


Sehari sebelumnya mencatatkan rekor tertingginya sepanjang sejarah, Dow Jones dan S&P 500 berakhir di zona merah. Sedang Nasdaq masih mampu melanjutkan penguatan. Variasi laporan kinerja emiten kuartal ketiga tahun ini menjadi faktor dominan pergerakan pasar. 


Saham Microsoft menguat 4,2 persen setelah melaporkan laba bersih lebih baik dari ekspektasi, dan mencatat rekor pertumbuhan pendapatan tertinggi sejak 2018. Induk usaha Google, Alphabet melesat 4,9 persen seiring laporan kinerja keuangan kuartal ketiga tahun ini lebih baik dari perkiraan, baik pendapatan maupun laba bersih. 


Sementara itu, komponen Dow Jones Visa terkoreksi 6,9 persen setelah perseroan merilis proyeksi pendapatan, menurut analis terlalu konservatif. Apalagi, departemen kehakiman tengah menginvestigasi Visa untuk mengetahui relasi dengan perusahaan teknologi keuangan. Robinhood minus 10,4 persen seiring pencapaian pendapatan kuartal tiga tahun ini mengecewakan.


Menurut Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut koreksi mayoritas indeks Wall Street itu, diprediksi menjadi sentimen negatif indeks harga saham gabungan (IHSG). Pelemahan sejumlah harga komoditas seperti minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO), timah, dan nikel berpeluang menjadi tambahan sentimen negatif pasar. 


Indeks diprediksi akan bergerak melemah dengan support level 6.535, dan resistance level 6.665. Sejumlah saham laik beli antara lain MDKA support Rp3.180, resisten Rp3.300, RALS support Rp760, resisten Rp780, BMRI support Rp7.100, resisten Rp7.250, dan TLKM support Rp3,760, resisten Rp3.840. (*)