Wall Street Menyala, IHSG Tersungkur
Sejumlah pengunjung tampak melintasi koridor dengan layar menyajikan pergerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street mengakhiri perdagangan November 2024 kompak menguat. Hasilnya, Dow Jones dan S&P500 ke level tertinggi sepanjang sejarah. Penguatan indeks itu, terutama ditopang lonjakan saham produsen semikonduktor.
Itu menyusul pemerintah Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan untuk mengenakan tarif tambahan bagi penjualan perlengkapan semikonduktor ke China dengan besaran lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Lonjakan Wall Street, kenaikan UMR lebih tinggi dibanding tahun lalu, dan lompatan harga beberapa komoditas macam crude palm oil (CPO), emas, batu bara, timah, gas, tembaga, dan pulp diprediksi menjadi sentimen positif pasar.
Sementara itu, aksi jual investor asing, dan potensi tekanan terhadap saham Alamtri (ADRO) berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh karena itu, IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 7.060-7.005, dan resistance 7.170-7.220.
Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan pelaku pasar untuk menyerok sejumlah saham berikut. Yaitu, Bumi Minerals (BRMS), Bumi Resources (BUMI), Pantai Indah Kapuk (PANI), Mitra Adiperkasa (MAPI), Indosat (ISAT), dan XL Axiata (EXCL). (*)
Related News
IHSG Merosot Tipis di Akhir Pekan, Enam Sektor Jadi Pemberat
IHSG Sesi I (19/12) Seret Seluruh Indeks Sektoral, Kompak Merah!
Wall Street Rebound, IHSG Cenderung Menguat
Tekanan Jual Menderas, IHSG Susuri Level 8.500
Aksi Jual Hantui IHSG, Serok Saham BMRI, BKSL, dan KLBF
IHSG Gagal Bertahan di 8.700, Sektor -Sektor Ini Jadi Biang Koreksi





