EmitenNews.com - Waspadalah. Jangan sampai terlena dengan keriuhan sistem digital. Bukan apa-apa. Skema penipuan digital semakin canggih. Kini ramai modus penipuan menggunakan kode QR palsu oleh para penipu untuk menjerat para korbannya.

Modus tersebut dilakukan saat mereka memindai atau scan QR yang akan membuat rekening mereka ludes tanpa sisa. Kode QR palsu itu mudah meniru identitas pedagang, jenis barang dan jumlah transaksi asli. Yang terjadi kemudian, korban tidak akan menyadari sedang bertransaksi dengan penipu.

Dalam keterangannya yang dikutip Jumat (1/8/2025), Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan QRIS dibangun dengan keamanan standar nasional dan merujuk para praktik terbaik global.

"QRIS keamanannya itu tanggung jawab bersama. BI, ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia), dan pelaku industri PJP (Perusahaan Jasa Penilai) selalu melakukan sosialisasi dan edukasi terkait keamanan transaksi QRIS kepada para merchant," kata Filianingsih Hendarta.

Meski begitu, BI menyadari kondisi yang ada, dan karena itu peredaran QRIS palsu perlu ditanggulangi bersama. Termasuk, pedagang punya tanggung jawab untuk memastikan gambar QRIS berada dalam pengawasannya.

Pedagang juga harus mengawasi proses transaksi pembelian dengan QRIS. Ini dilakukan baik yang bertransaksi dengan scan gambar maupun mesin EDC.

Para pedagang juga harus memeriksa status tiap pembayaran. Misalnya memastikan notifikasi telah mereka terima setelah transaksi terjadi.

Di luar itu semua, bukan hanya pedagang yang harus bertanggung jawab. Pembeli punya tugas yang sama untuk menanggulangi masalah ini.

Pembeli pun harus memastikan QRIS yang mereka scan memiliki identitas sama dengan merchant. Meski namanya benar, tetap cek. Jangan misalnya yayasan apa, tetapi namanya toko onderdil. Tidak pas.

"Di BI dan ASPI kita selalu melakukan pengawasan terhadap PJP QRIS dan terhadap perlindungan konsumen. Jadi itu tanggung jawab kita bersama," Filianingsih Hendarta. 

Sementara itu Bank Indonesia (BI) mencatat lonjakan luar biasa dalam penggunaan layanan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS Tap telah mencapai 47,8 juta orang sejak diluncurkan pada pertengahan Maret 2025 hingga Juni 2025.

“Jumlah pengguna untuk QRIS Tap saat ini sudah mencapai 47,8 juga pengguna,” kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Juni 2025 di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Dari sisi merchant memiliki peningkatan signifikan dari waktu ke waktu. Pada awal fase uji coba, hanya terdapat 646 merchant yang melayani QRIS Tap. Jumlah ini kemudian bertambah menjadi 2.353 merchant saat peluncuran resmi, dan terus melonjak hingga mencapai 648.034 merchant per 6 Juni 2025.

Seperti diketahui QRIS Tap menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi dengan hanya menempelkan ponsel ke mesin pembaca, tanpa perlu memindai kode QR seperti sebelumnya. Transaksi berlangsung sangat cepat, hanya sekitar 0,3 detik, jauh lebih singkat dibanding metode berbasis chip yang butuh 4-5 detik, sehingga mengurangi antrean di tempat umum dan ritel. ***