EmitenNews.com - Estimasi merger PT Indosat Ooredoo (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) tuntas pada Selasa, 4 Januari 2022. Indosat akan menjadi perusahaan penerima penggabungan usaha. 


Rasio pertukaran penggabungan telah disepakati. Di mana, pemegang saham Indosat akan mengaveling 67,40 persen saham dari perusahaan penerima penggabungan usaha, dan pemegang saham H3I akan memiliki 32,60 persen dari perusahaan hasil penggabungan. Itu berlaku setelah merger menjadi efektif.


Rancangan merger telah disiapkan direksi, dan disetujui dewan komisaris Indosat dan H3I, pada 16 September 2021, dan diperbarui pada 20 Desember 2021. Setelah itu, rancangan merger harus disetujui RUPSLB Indosat, dan Tri pada 28 Desember 2021.


Berikut jadwal merger Indosat dengan Tri. Tanggal estimasi pernyataan efektif penggabungan diterbitkan OJK paling lambat pada 28 Desember 2021. RUPSLB Indosat untuk menyetujui rancangan merger, perubahan Anggaran Dasar (AD) Indosat, dan perubahan komposisi direksi, dan dewan komisaris hasil merger pada 28 Desember 2021.


Pemberitahuan hasil RUPSLB kepada OJK dan pengumuman hasil RUPSLB dalam 2 surat kabar pada 30 Desember 2021. Pengumuman dari BEI pada awal hari perdagangan saham Indosat yang baru diterbitkan pada 4-5 Januari 2022. Penandatanganan akta merger pada 4 Januari 2022, pelaporan akta merger, dan perubahan AD Indosat, dan perubahan komposisi direksi, dan dewan komisaris.


Tanggal efektif penggabungan (dan efektivitas pengendalian bersama oleh CK Hutchison Indonesia dan Ooredoo South East Asia pada perusahaan penerima merger) pada 4 Januari 2022. Laporan kepada OJK soal pelaksanaan merger pada 11 Januari 2022. Pengumuman penuntasan merger di surat kabar pada 3 Februari 2022.


Jangka waktu pembelian kembali saham bagi pemegang saham Indosat tidak setuju merger, dan berniat menjual saham pada 5-18 Januari 2022. Penyelesaian pembelian kembali saham pada 25 Januari 2022. 


Sejatinya, Tri masih merugi Rp3,95 triliun per kuartal III-2021, meningkat 7,92 persen dibanding tahun sebelumnya dengan kerugian Rp3,66 triliun. Meski begitu, Indosat tidak peduli. Berikut lima alasan yang mendasari keputusan merger Indosat dan Tri. Merger akan menciptakan sinergi operasional signifikan, memungkinkan investasi menguntungkan konsumen, dan menghasilkan nilai bagi para pemegang saham perusahaan penerima merger.


Skala lebih besar, dan struktur biaya lebih efisien, merger akan menghasilkan sinergi signifikan berbentuk penghematan biaya, memberi perusahaan penerima merger dengan kemampuan berinvestasi pada jaringan, kualitas layanan, produk, dan inovasi layanan secara kolektif.


Manajamen menilai skala lebih besar, dan struktur biaya lebih efisien perusahaan penerima merger berpotensi meningkatkan cakupan geografis, dan populasi jaringan. Merger akan menguntungkan konsumen lawas Indosat, dan Tri, serta calon konsumen perusahaan penerima merger, melalui penyediaan kualitas layanan, dan kualitas jaringan lebih baik kapasitas, kecepatan, dan keandalan.


Dan, perusahaan penerima merger akan berada pada posisi lebih baik untuk menciptakan operator secara keuangan lebih kuat. Lalu skala lebih besar, dan akan berada pada tempat lebih baik untuk berinvestasi pada penyebaran 5G dengan padat modal. (*)