4 Saham Terbang Digembok, Termasuk Milik Taipan Data Center
Ilustrasi studio Bursa Efek Indonesia.
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara perdagangan lima efek karena mengalami lonjakan harga yang dinilai tidak wajar. Suspensi mulai berlaku pada sesi I perdagangan hari ini (Kamis, 24/7/2025) di seluruh pasar.
Adapun efek yang disuspensi mencakup empat saham dan satu waran, yaitu:
PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) – perusahaan milik taipan teknologi Otto Toto Sugiri
PT Arthavest Tbk. (ARTA)
PT PP Properti Tbk. (PPRO) – emiten pelat merah
PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) dan Waran Seri I PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA-W)
Langkah suspensi ini menyusul lonjakan tajam harga saham dalam beberapa hari terakhir. DCII, yang bergerak di sektor pusat data (data center), bahkan sempat menyentuh Auto Reject Atas (ARA) di Rp346.725 per saham dan kini berada di posisi elit sebagai Top 3 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI, yaitu Rp827 triliun.
ARTA juga mencatatkan lonjakan signifikan, naik 390 poin dari Rp3.500 menjadi Rp3.890 sebelum akhirnya dihentikan perdagangannya. Sementara itu, saham PPRO stagnan di Rp21 dan saham PYFA naik tipis dari Rp432 ke Rp450 sebelum ikut tersuspensi bersama warannya.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menyatakan bahwa suspensi ini dilakukan sebagai langkah perlindungan investor atas pergerakan harga yang tidak sesuai dengan kondisi fundamental maupun informasi material dari emiten terkait.
“BEI terus memantau aktivitas perdagangan untuk memastikan pasar tetap berjalan secara wajar, teratur, dan efisien,” ujarnya.
“Penghentian sementara ini bertujuan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang informasi yang tersedia sebelum mengambil keputusan investasi,” jelas Yulianto dalam keterangan resminya, Rabu (23/7).
Related News
Emiten Haji Isam (PGUN) Cetak laba Meroket 449 Persen di Kuartal III
TGUK Rambah Bisnis Daging Beku dan Olahan Makanan
BEI Telisik BLUE Terkait Kondisi Bisnis dan Lonjakan Harga Saham
Jual Murah Saham IMPC, Harimas Raup Rp849,8 Miliar
Melorot 97 Persen, KKGI Kuartal III 2025 Catat Laba USD1,03 Juta
DMAS Raih Marketing Sales Rp626 M, Data Center DominanĀ





