Mengatur keuangan seringkali menjadi suatu hal yang gampang-gampang susah. Tidak jarang pasangan yang sudah menikah sering bergumentasi terkait pengaturan keuangan. Atau, ada yang bingung karena gaji selalunya cepat habis, padahal sudah melakukan perencanaan dan pengaturan keuangan yang baik.


Apakah memang cara pengaturan keuangannya yang salah? Atau memang ada strategi khusus agar gaji tidak lekas habis?


Untuk Anda yang merasa heran karena gaji cepat sekali habis padahal sudah berupaya untuk mengatur keuangan sebaik mungkin, 5 strategi ini bisa membantu.


  1. Atur ulang gaya hidup

Seorang teman pernah berkata, gaji tidak berhubungan dengan kaya, tapi gaya hidup. Ada yang merasa gaji Rp. 5 juta tidaklah cukup, dan ada juga yang menyatakan kalau gaji Rp. 80 juta juga tidak cukup. Semuanya kembali ke gaya hidup.

Berapakah uang yang Anda alokasikan untuk kopi di gerai kopi favorit? Berapa banyak pesan antar online yang Anda lakukan per minggu? Seberapa sering Anda memesan barang atau makanan dari e-commerce favorit? Berapa banyak Anda berlangganan streaming service seperti Netflix atau Spotify, atau program berlangganan lainnya? Coba kaji ulang mana yang benar-benar butuh, atau setidaknya bisa dikurangi.


  1. Mulai menabung

Menabung tidak harus berupa tabungan atau deposito. Menabung saham atau reksadana bisa menjadi alternative yang lebih menjanjikan, terutama kalau Anda memiliki beberapa tujuan keuangan yang belum terpenuhi dan masih dalam pencapaian.

Apalagi kalau Anda adalah tipe yang suka berbelanja dan sering ‘tanpa sengaja' menjebol tabungan, baiknya mulai alokasikan tabungan Anda ke instrumen-instrumen investasi yang ‘agak susah’ untuk dicairkan, atau setidaknya memakan waktu 3 hari untuk pencairan, seperti reksadana, ORI, Sukuk dan saham.

Reksadana bisa Anda miliki mulai dari Rp. 100.000- per satuan unit dan saham-saham pilihan masih banyak yang bisa dimiliki dengan nominal kurang dari Rp. 100.000,- . Mulailah menabung dan menyisihkan dahulu pendapatan untuk menabung, baru sisanya dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga.


  1. Miliki pos-pos keuangan dan disiplin dalam menjalankannya

Salah satu penyebab borosnya seseorang adalah karena tidak memiliki pos-pos keuangan. Pos-pos keuangan menjadi penting agar Anda bisa menentukan budget sendiri, untuk keperluan pribadi. Berapakah budget yang ingin Anda alokasikan untuk gas, listrik, belanja bulanan, jatah ngopi bersama teman, dan lain-lain, semua Anda yang pegang kendali. Tapi, bukan berarti hal ini bebas kebocoran.

Dengan memiliki pos-pos keuangan, Anda akan belajar disiplin pada diri sendiri dalam menentukan dan membudgetkan pengeluaran. Ingatlah ketika salah satu budget pengeluaran ini habis, jangan mudah tergoda untuk mengambilnya dari pos keuangan yang lain. Hal inilah justru yang akan menyelamatkan Anda setiap bulannya.


  1. Stop pembelian benda-benda konsumtif

Promo dan diskon seringkali membuat seseorang menjadi bias dalam menentukan kebutuhan dan keinginan. Dan seringkali harga-harga murah dianggap remeh padahal ketika dikumpulkan setiap bulannya, jumlah yang dikeluarkan sangat besar.

Memang boleh mengalokasikan gaji atau pendapatan untuk membeli benda-benda yang konsumtif. Tapi kalau Anda mengalokasikan dana yang sama untuk berinvestasi, maka tujuan keuangan yang Anda miliki bisa terwujud lebih cepat.

Salah satu penyebab gaji selalu habis adalah compulsive buying, yaitu membeli secara kompulsif barang-barang padahal sebenarnya tidak butuh, dan tertarik karena ada promo atau diskon yang menggoda. Pahamilah bahwa compulsive buyingini adalah suatu mekanisme defensive seseorang akibat depresi, sehingga membeli sesuatu jadi suatu usaha melepaskan stress.

Kalau Anda ingin membeli atau berbelanja sesuatu, tanyakanlah dahulu pada diri Anda, apakah Anda benar-benar butuh, atau hanya ingin? Pahamilah bahwa kondisi pandemic ini tidak ada yang bisa menentukan kapan berakhirnya, sehingga Anda butuh untuk bersiap terutama dari segi finansial, sampai semua dapat kembali normal.


  1. Punya dana darurat dan asuransi

Meski sudah memiliki BPJS, kepemilikan asuransi tambahan tetap penting. Karena ada beberapa hal yang tidak ditanggung oleh BPJS, dapat dilengkapi oleh asuransi swasta. Dan lagi, asuransi swasta juga bekerjasama dengan BPJS sehingga bisa memberikan perpaduan yang menguntungkan bagi pemegang polis.

Sementara memiliki dana darurat penting untuk mengantisipasi pengeluaran tidak terduga, diluar dari pendapatan. Dana darurat bisa dipergunakan untuk mengganti pendapatan yang hilang akibat pemutusan kerja atau pengurangan gaji, atau ada hal-hal lain yang membutuhkan pengeluaran extra diluar dari pengeluaran bulanan.

Tagihan akan terus berjalan, uang sekolah tetap berjalan. Dan hal-hal ini adalah sebagian kecil dari contoh yang mungkin membutuhkan peran dari dana darurat.