EmitenNews.com - Adhi Karya (ADHI) per 30 November 2025 mengantongi kontrak baru Rp14,1 triliun. Meningkat signifikan 80,76 persen dibanding capaian Oktober 2025 dengan tabulasi kontrak Rp7,8 triliun. Kontribusi terbesar perolehan kontrak itu didominasi proyek gedung.

Proyek gedung mendominasi perolehan kontrak baru sebesar 65 persen, Infrastruktur 20 persen,  Engineering, Procurement, Construction (EPC) 5 persen, dan kategori lainnya sebesar 10 persen. Nah, dari sisi sumber pendanaan, kontribusi terbesar dari pemerintah sebesar 74 persen, disusul BUMN/D sebesar 19 persen, dan sektor swasta 7 persen. 

Berdasar lini bisnis, perolehan kontrak masih ditopang segmen engineering & konstruksi sebesar 93 persen, property & hospitality 4 persen, manufaktur 1 persen, dan investasi & konsesi 2 persen. Peningkatan perolehan kontrak baru antara lain dari proyek-proyek infrastruktur pemerintah, seperti gedung & kawasan lembaga legislatif dan yudikatif Ibu Kota Nusantara.

Lalu, Sekolah Rakyat Tahap II Provinsi Jawa Tengah, Pembangunan Gedung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Tahap II, dan Pembangunan Gedung Batavia Dinas Teknis Jatibaru. Perolehan kontrak baru itu, mencerminkan strategi perseroan memperkuat portofolio proyek, dan menjaga kesinambungan pertumbuhan usaha di tengah dinamika industri konstruksi. 

Dengan pipeline proyek makin solid, Adhi Karya memandang pencapaian tersebut sebagai penguatan kinerja operasional, dan keuangan perseroan ke depan. Sekaligus memperkuat posisi Adhi Karya dalam mendukung agenda pembangunan infrastruktur nasional. (*)