Aktivitas Sukuk Meningkat di 4Q23, Volatilitas Geopolitik Jadi Sentimen Utama

EmitenNews.com -Penerbitan sukuk dolar AS untuk tahun 2023 akan melampaui tahun 2022 karena kebutuhan pendanaan dan strategi diversifikasi, Fitch Ratings menyatakan dalam laporan barunya. Namun, penerbitan sukuk pada 3Q23 dalam semua mata uang (setara USD51,7 miliar) yang diterbitkan di pasar inti turun 12,3% yoy, sementara penerbitan obligasi turun 17% yoy.
Meskipun kami memperkirakan kuartal terakhir akan memiliki periode penerbitan yang lebih sibuk dibandingkan kuartal ketiga 2023, terdapat risiko penurunan sentimen dan minat investor terhadap sukuk dan obligasi di negara-negara berkembang dan Timur Tengah, di tengah meningkatnya volatilitas geopolitik, tulis Fitch Ratings dalam risetnya yang dikutip, Senin (16/10/2023).
“Seperti yang diharapkan, pasar sukuk global lebih sejuk selama liburan musim panas 3Q23. Kami memperkirakan penerbitan akan meningkat pada 4Q23.'' kata Bashar Al-Natoor, Global Head of Islamic Finance di Fitch.
“Selain berbagai negara yang melakukan diversifikasi pendanaan dan mengembangkan pasar modal utang, bank-bank dan korporasi di GCC juga kemungkinan akan memanfaatkan segmen ini karena ketidakseimbangan pasokan dan permintaan sukuk terus berlanjut. Namun, peningkatan volatilitas geopolitik, yang dapat berdampak pada sentimen dan selera, harus diwaspadai.”
Fitch memperkirakan penerbitan sukuk jangka pendek akan didukung oleh defisit anggaran di negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, Turki, Bahrain, Kuwait, dan Pakistan. Kami memperkirakan penerbitan sukuk akan didukung oleh tujuan dan inisiatif diversifikasi pendanaan yang bertujuan untuk mengembangkan ekosistem keuangan Islam dan pasar modal utang lokal, bahkan di negara-negara yang kami perkirakan akan mengalami surplus anggaran jangka pendek, seperti UEA, Qatar, dan Oman.
Permintaan sukuk secara umum masih utuh. Namun, perbedaan pendapat syariah dapat membatasi likuiditas sukuk dan penerimaannya bagi investor Islam tertentu.
Sukuk yang beredar secara global meningkat sebesar 9,8% yoy menjadi USD823,4 miliar pada akhir-3Q23, dengan pangsa terbesar berada di Malaysia (40%), Arab Saudi (28%), Indonesia (13%), UEA (6%), dan Turki. (3%). Sukuk dengan peringkat Fitch yang beredar melampaui USD150 miliar, dimana 78,5% di antaranya berperingkat investasi.
Related News

Badan Pangan Ajak DPR Awasi Distribusi Bantuan Pangan Beras Lanjutan

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen

Program Magang Nasional Terbuka untuk Swasta dan BUMN

BTN Siap Gas Dukung Hunian Indonesia-Qatar

Pemerintah Kantongi Rp10 Triliun dari Lelang Sukuk Negara, Selasa

Atasi Kekurangan BBM, Bahlil Minta SPBU Swasta Gandeng Pertamina