EmitenNews.com - Bliss Properti Indonesia (POSA) per 30 September 2022 menderita rugi Rp59,08 miliar. Susut 12 persen dari periode sama tahun lalu tekor Rp67,37 miliar. Laba per saham dasar minus Rp7,04 dari sebelumnya Rp8,03.


Pendapatan Rp44,22 miliar, naik 10,66 persen dari posisi sama tahun lalu Rp39,96 miliar. Beban pokok pendapatan Rp41,59 miliar, bengkak 7,69 persen dari fase sama tahun lalu Rp38,62 miliar. Laba kotor Rp2,62 miliar, surplus 96 persen dari edisi sama tahun lalu Rp1,33 miliar. 


Beban penjualan Rp23,05 miliar, naik dari Rp20,46 miliar. Beban umum dan administrasi Rp15,11 miliar, turun tipis dari periode sama tahun lalu Rp16,57 miliar. Beban pajak final Rp3,66 miliar turun dari Rp4,18 miliar. Pendapatan lainnya neto Rp986 juta dari minus Rp627 miliar. 


Rugi usaha Rp15,19 miliar, susut dari episode sama tahun lalu Rp20,07 miliar. Biaya keuangan Rp43,76 miliar, turun dari edisi sama tahun lalu Rp47,73 miliar. Rugi sebelum pajak penghasilan Rp58,95 miliar, turun dari Rp67,80 miliar. Rugi neto periode berjalan Rp59,36 miliar, turun tipis dari periode sama tahun lalu Rp67,99 miliar. 


Total ekuitas minus Rp75,53 miliar, melangit 355 persen dari edisi akhir tahun lalu tekor Rp16,59 miliar. Total liabilitas Rp967,71 miliar, naik tipis dari edisi akhir 2021 sejumlah Rp925,01 miliar. Jumlah aset Rp892,17 miliar, turun 1,78 persen dari fase akhir tahun lalu Rp908,41 miliar. 


Di sisi lain, Bliss Properti tengah menuju jurang delisting. Maklum, perseroan telah menjalani suspensi sepanjang 24 bulan. Per 15 Juli 2022, dewan komisaris dan direksi Bliss Properti meliputi Komisaris Utama Henry Poerwantoro, Komisaris Independen Hendrik Hartono, Direktur Utama Gracianus Johardy Lambert, Direktur Basuki Widjaja, dan Direktur Eko Heru Prasetyo.


Per 31 Oktober 2022, pemegang saham Bliss Properti antara lain Bintang Baja Hitam 5,68 miliar helai alias 67,75 persen, Shinhan Sekuritas 997 juta lembar atau 11,89 persen, Benny Tjokrosaputro 5 juta lembar setara 0,059 persen, BS Investasi 10 rib lembar alias 0,0001 persen, dan masyarakat 1,7 miliar lembar atau 20,2934 persen. (*)